Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia masih menghadapi tantangan penguatan sektor infrastruktur, transportasi, dan jasa menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti mengatatakan tiga sektor itu perlu diperkuat seiring dengan meningkatnya perdagangan Indonesia dengan negara lain. Pada 2014-2015, investor yang berinvestasi sejak 2011-2013 sudah menyelesaikan pembangunan pabrik dan mulai berproduksi.
“Mulai 2015 kita masuk Masyarakat Ekonomi Asean. Hari ini pintu itu sudah terbuka 85%, bukan tertutup sekarang kemudian dibuka penuh pada 2015. Karena itu kita mesti menyiapkan sektor jasa, transportasi, dan infrastruktur,” kata Bayu, Rabu (20/11/2013).
Sebagai gambaran, menurut Bayu, saat ini 95% barang di Indonesia diangkut oleh angkutan asing. Dari sisi jasa, transaksi jasa di produk domestik bruto Indonesia pada triwulan II/2013 defisit US$2,61 miliar. “Kalau kita biarkan terus, padahal size ekonomi kita besar, ini bisa jadi masalah serius,” ujar Bayu.
Di sektor infrastrutktur, Indonesia dinilai cukup siap. Misalnya, Bandara Kuala Namu di Sumatra Utara yang beroperasi pada tahun ini dan jalur kereta ganda (double track) Jakarta-Surabaya segera beroperasi pada 2014. Dua infrastruktur ini bisa memperlancar arus barang pada 2014.
“Tahun depan merupakan saat kita menata lagi ekonomi karena kita akan naik kelas menjadi negara yang lebih besar,” kata Bayu.