Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan importir mengaku sudah mendapatkan izin impor sapi bakalan sebanyak 70.000 ekor hingga akhir tahun seiring dengan pemberian rekomendasi tambahan 100.000 ekor dari Kementerian Perdagangan.
Tambahan rekomendasi impor sapi bakalan ini memang bertujuan menambah pasokan dalam negeri untuk menstabilkan harga daging sapi. Namun, kebijakan ini justru membuat panik importir sehingga berlomba mengajukan permohonan impor.
Anggota Dewan Pengurus Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Juan Permata Adoe mengatakan rekomendasi impor yang dibuka hanya sampai akhir tahun ini menjadikan importir berebut dalam pengajuan izin agar tetap mendapat alokasi. Alhasil, jumlah izin impor yang diajukan meningkat secara cepat.
"Hingga saat ini pengajuan impor sapi bakalan yang telah mendapatkan izin sudah mencapai sekitar 70.000 ekor. Jumlah tersebut kemungkinan masih akan bertambah," kata Juan kepada Bisnis, Selasa (29/10/2013).
Sebelumnya, kata Juan, importir juga sudah mendapatkan izin impor untuk sapi siap potong sebanyak 55.000 ekor dan 47.000 ton daging sapi.
Dia menambahkan kenaikan permintaan dari Indonesia ini ternyata tidak diimbangi dengan pasokan sapi bakalan dari Australia. Ketersediaan sapi bakalan di Negeri Kanguru tersebut menipis karena peternak kesulitan mengumpulkan sapi menjelang musim panas ini.
Juan menjelaskan kawasan timur Australia yang memasuki musim panas dan terjadinya kebakaran. Di sisi lain, ada beberapa daerah peternakan yang masih dilanda banjir.
Hal tersebut, lanjutnya, dengan sendirinya membuat harga beli sapi bakalan dari Australia meningkat. Namun, kenaikan harga yang terjadi masih bisa ditolerir oleh perusahaan importir Tanah Air.
Seperti dikutip ABC Radio Australia, harga sapi ekspor di Australia melonjak rata-rata Aus$2,1 atau setara dengan Rp21.000 per kilogram. Peningkatan permintaan dari Indonesia pada tahun ini merupakan level tertinggi sejak 2011 ketika larangan ekspor sapi diberlakukan secara sepihak oleh Australia.
Menurut Sid Parker, dari South East Asian Livestock Services, penambahan rekomendasi impor dari Indonesia dan kurangnya pasokan sapi di Australia menjadi penyebab melonjaknya harga sapi bakalan.
“Tahun ini kami tidak memperkirakan harga akan melebihi Aus$1,90 per kilogram. Namun, banyaknya perusahaan Indonesia yang ingin mengimpor sapi memicu kenaikan harga,” jelas Parker.
Luke Bowen, dari Asosiasi Peternak Northern Territory mengatakan pemerintah RI yang ingin menurunkan harga daging di pasaransecepatnya menjadikan permintaan sapi meningkat setiap hari.
Sid Parker menambahkan kalangan industri ternak di Australia berharap Indonesia meninjau kembali ketentuan berat badan bagi sapi-sapi impor. Dengan ketentuan tersebut, saat ini berat badan sapi yang bisa masuk tidak boleh lebih dari 350 kg.
Bergairahnya kembali industri ternak sapi di Australia karena permintaan pasar dari Indonesia ini akan menjadi kabar baik bagi kalangan industri yang akan melakukan pertemuan tahunan pekan ini.