Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Terpecah, Ini Penjelasan Suryo Bambang Sulisto

Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto menegaskan tidak ada dualisme dalam kepengurusan Kadin periode 2010-2015.

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto menegaskan tidak ada dualisme dalam kepengurusan Kadin periode 2010-2015.

Dia mengatakan pihaknya tidak ambil pusing dengan adanya Kadin tandingan yang diketuai oleh Rizal Ramli tersebut.
Menurutnya, sebagai pengusaha, pihaknya bersama anggota Kadin lainnya terus bekerja dan melaksanakan tugas yang ada tanpa terpengaruh oleh adanya Kadin tandingan itu.

“Untuk apa ribut, bisa dilihat sendiri semua pengusaha kumpul di sini, sekarang anda lihat, siapa tokoh yang ada di sana. Kami berpikir lebih baik bekerja saja untuk memperbaiki iklim usaha di dalam negeri,” kata Suryo dalam konferensi pers Penyelenggaraan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2013 di Jakarta, Senin (21/10/2013).

Dalam acara konferensi pers tersebut hadir seluruh petinggi dalam kepengurusan Kadin serta perwakilan daerah seluruh Indoenesia.

Menurutnya, kerja ekonomi Indonesia yang masih cukup baik, di samping kekayaaan alam yang berlimpah dan pasar domestik yang besar telah memberikan dorongan kuat kepada pengusaha dan investor asing berduyun-duyun datang ke Indonesia.

“Tinggal kesiapan kami menghadapi itu. Jadi jangan terpengaruh dengan adanya ribut-ribut hal yang tidak penting,” tambahnya.

Ketua Kadin Provinsi Jawa Barat Agung Suryama Sutisno menyatakan dengan tegas tidak mengakui adanya Kadin lain selain Kadin yang dipimpin oleh Suryo. Pihaknya protes kepada pelaku yang melakukan kegiatan ilegal tersebut.

“Kami Kadin daerah seluruh Indonesia memegang teguh Kadin yang dibentuk oleh undang-undang menjalankan tugas kadin periode 2010-2015. Kami meminta Kadin Indonesia melakukan konsolidasi, kami tidak pernah hadir dalam kegaiatan Kadin di luar kadin Pak Suryo,” kata Agung.

Menurutnya, bila ada pihak yang mengatakan ada sejumlah daerah yang ikut dalam kepengurusan Kadin tandingan, itu tidak benar.

Ketua Kadin Provinsi Sulawesi Tenggara Abdul Jabir mengatakan hal senada. Menurutnya, banyak bupati yang tidak mengetahui adanya masalah dualisme kepemimpinan Kadin ini.

“Banyak yang tidak tahu, saya pikir ini hanya ucapan segelintir orang di provinsi dan mengatasnamakan provinsi,” katanya.
Begitu juga dengan Kadin Kalimantan, di Kalimantan solid mendukung kepengurusan Kadin Indonesia di bawah kepemimpinan Suryo bambang Sulisto.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengatakan pihaknya mendukung kepemimpinan Suryo Bambang Sulisto dalam Kadin periode 2010-2015. Pihaknya meminta agar Kadin tidak terpecah-pecah. “Cukup sudah orang pecah karena politik, jangan semua dibawa ke politik,” tegasnya.

Sebelumnya, Kadin Indonesia yang dipimpin oleh Suryo Bambang Sulisto telah memecat sembilan Ketua Kadin Daerah dan Ketua Dewan Pertimbangan Oesman Sapta Odang.

Pemecatan itu diambil atas permintaan 24 Ketua Kadin Daerah menyusul digelarnya Musdalub Kadin Indonesia di Pontianak yang antara lain dimotori oleh Oesman Sapta. Hal tersebut memunculkan perpecahan di tubuh Kadin. Osman Sapta membentuk Kadin tandingan yang kemudian menggelar rapat pimpinan nasional di Bali.

Rapimnas tersebut memilih Rizal Ramli sebagai ketua umum sementara (caretaker) Kadin yang bertugas menyiapkan Munas VII yang rencananya digelar di Jakarta Oktober ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper