Bisnis.com, JAKARTA — Harga daging sapi bisa turun hingga level Rp90.000 per kilogram seiring realisasi impor sapi siap potong pada Oktober yang mencapai 26.250 ekor dengan catatan pemerintah melakukan beberapa hal berikut.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan langkah pertama, pemerintah harus bisa memastikan kualitas sapi siap potong yang didatangkan oleh perusahaan importir adalah yang sesuai permintaan pasar.
“Jika kualitas sapi siap potong yang masuk tidak jauh berbeda dengan Lebaran lalu, harga tidak banyak berubah. Saat itu, memang harganya murah karena kualitasnya jelek, tetapi masyarakat tetap membeli yang kualitas bagus dengan harga yang tinggi,” kata Asnawi kepada Bisnis, Minggu (20/10/2013).
Kedua, lanjutnya, pemerintah harus tetap mengawasi harga jual yang diterapkan perusahaan importir kepada rumah pemotongan hewan atau feedloter yang terintegrasi dengan pemotongan. Jika harga masih tinggi, dikhawatirkan akan menimbulkan efek domino dan harga di pasar ritel tetap tinggi.
Dia menambahkan, langkah ketiga, dengan menentukan distribusi sapi siap potong. Pemerintah akan menyalurkan sapi yang setara dengan 3.937,5 ton daging tersebut ke beberapa provinsi yang mengalami kekurangan pasokan seperti Jawa Barat, DKI Jakart, dan Sumatera Barat atau hanya di Jabodetabek.
Langkah keempat, imbuhnya, pemerintah harus bisa mengawasi distribusi sapi siap potong ini hingga ke pasar ritel. Hal ini dikarenakan tidak semua perusahaan importir mendapatkan izin impor, padahal setiap perusahaan tersebut memiliki distributor masing-masing.
“Jika tidak diawasi dikhawatirkan terjadinya tindakan monopoli perusahaan dengan mendistribusikan daging sapi hanya ke distributor langganannya saja. Kalau terjadi, sama saja pasokan tidak merata dan harga di lain tempat masih tinggi,” ujarnya.
Dia mengungkapkan harga daging sapi di pasaran DKI Jakarta saat ini masih berkisar antara Rp95.000-Rp100.000 per kilogram. Adanya realisasi impor sapi siap potong dinilai bisa menjadi solusi paling cepat untuk menambah pasokan agar harga bisa diredam dibandingkan dengan sapi bakalan.
Dia mengatakan daging sapi segar, yang diperoleh dari rumah pemotongan hewan (RPH) dan peternak lokal, menguasai 85% pasar. Berkurangnya pasokan daging sapi dari kedua sumber tersebut sangat mempengaruhi harga di pasaran.