Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menegaskan pihaknya menggelorakan kembali program kewirausahaan dengan skema yang lebih menarik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
”Program kewirausahaan ini diangkat dan dikembangkan kembali berdasarkan hasil pertemuan dari Menteri-Menteri Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali belum lama ini,” katanya kepada wartawan, Jumat (18/10/2013).
Selama 3 tahun gerakan kewirausahaan nasional (GKN) dilaksankan instansi pemberdaya koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) itu, mampu melahirkan image kewirausahaan Indonesia melahirkan wirausaha-wirausaha baru.
Kesuksesan itu lalu menjadi agenda APEC agar setiap anggota melakukan hal yang sama dengan Indonesia. Semangat meningkatkan pelaku wirausaha nasional bahkan dipertegas lagi pada International Microcredit Summit Campaign pada 9-11 Oktober 2013 di Manila, Filipina.
Indonesia sebagai salah satu peserta pertemuan itu, dihadiri Menteri Koperasi dan UKM mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dinilai berhasil menggerakkan program kewirausahaan serta meningkatkan jumlah wirausaha baru.
Menurut Sjarifuddin Hasan, Filipina sebagai tuan rumah pertemuan internasional itu, sangat menghargai kesuksesan Indonesia sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat posisi sebagai Co-Chairman of The Council of Heads State and Government.
”Artinya, kemajuan yang diraih Indonesia di bidang kewirausahaan maupun pembiayaan microcredit, menjadi inspirasi bagi negara lain untuk mengikutinya. Kita memang bukan yang terbaik, akan tetapi dipandang berhasil.”
Sjarifuddin Hasan belum bersedia menjelaskan keunggulan dari program GKN 2014 yang diusung dengan skema baru. Dia menegaskan belum saatnya diumumkan. Namun memastikan lebih spektakuler dibandingkan GKN 2013 yang menyediakan startup capital atau modal awal.
Pada GKN 2013 terpilih sekitar 2.500 wirausaha baru yang disaring berdasarkan penyusunan proposal usaha terbaik. Mereka diberi modal awal hingga Rp25 juta sesuai konsep atau proposal usaha yang hendak dijalankan.
”Konsep atau skema GKN mendatang belum bisa kami umumkan. Kami sangat menghindari kemungkinan duplikasi dari program ini oleh pihak lain. Ada saat yang tepat bagi kami untuk mengumumkannya. Tunggu saja,” tukas Sjarifuddin Hasan.