Bisnis.com, JAKARTA-Pelaku industri mebel dan kerajinan di Tanah Air menaikkan target pertumbuhan ekspor tahun ini menjadi 8%, sejalan dengan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.
Semula, ekspor industri mebel dan kerajinan tahun ini ditargetkan bisa tumbuh 11,5% dibandingkan dengan tahun lalu.
Namun, akibat negara-negara tujuan utama ekspor mebel dan kerajinan Indonesia seperti di Eropa dan Amerika masih membenahi kondisi ekonominya, target pertumbuhan itu dikoreksi menjadi 5%.
Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono mengatakan kurs rupiah yang berada pada kisaran Rp11.000-Rp11.500 per dolar AS sangat menguntungkan bagi industri mebel dan kerajinan.
Menurutnya, ketika kurs rupiah berada pada kisaran Rp8.000-Rp9.000 per dolar AS, ekspor industri ini tidak begitu baik.
Tahun lalu, nilai ekspor industri mebel tercatat US$1,8 miliar dan ekspor kerajinan US$800 juta atau secara total hanya tumbuh 3% dibandingkan dengan 2011.
“Sesuai dengan permintaan pemerintah meningkatkan ekspor, kami turut mendorong dan berusaha. Kemarin sempat turun, sekarang naik lagi, kami jadi optimistis,” kata Ambar di kantor Kementerian Perindustrian usai bertemu dengan Menteri M.S. Hidayat, Jumat (20/9/2013).
Dia menargetkan pertumbuhan ekspor pada 2014 bisa meningkat 10% dibandingkan dengan tahun ini. Selain mengandalkan pelemahan rupiah, jelasnya, pihaknya juga meminta bantuan kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian untuk menyelesaikan hambatan-hambatan yang ada pada industri ini.
“Misalnya, sekarang untuk produk dengan harga di atas Rp2 juta sudah terkena PPnBM 40%, kami minta diubah, soalnya memberatkan. Kemudian, juga soal penerapan sistem sertifikasi verifikasi legalitas kayu (SVLK), tahun depan masuk ke Eropa harus sudah semuanya, kami minta bantu dorong,” jelasnya.
Selain itu, untuk memacu ekspor, pihaknya juga akan mengadakan pameran besar tahunan International Furniture And Craft Fair Indonesia (IFFINA) yang bernuansa eco park/outdoor. Dengan cara memperkenalkan produk-produk mebel dan kerajinan dalam negeri, pihaknya optimis bisa memacu ekspor.