Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan pelaku usaha dari ekspor biji kakao diprediksi bisa melonjak pada bulan ini seiring dengan adanya pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS.
Sekretaris Ekseskutif Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Firman Bakri mengatakan lonjakan pendapatan ini tidak hanya terjadi pada komoditas biji kakao. Komoditas yang berorientasi ekspor dipastikan mengalami hal yang sama.
"Pendapatan pelaku usaha dan insentif bagi petani untuk ekspor bulan ini pasti akan melonjak, tetapi dari sisi nilai ekspornya tidak akan naik begitu signifikan," kata Firman kepada Bisnis, seusai acara forum ekspor, Selasa (27/8/2013).
Dia menambahkan kenaikan nilai ekspor hanya ditentukan oleh patokan harga internasional yang menggunakan mata uang dolar AS. Terlebih, produksi kakao dalam negeri masih akan stagnan, sehingga volume pengapalan juga tidak bisa naik signifikan.
Firman mengungkapkan kondisi ini dipengaruhi oleh faktor usia tanaman coklat yang mayoritas sudah di atas 30 tahun. Total produksi tahun ini diprediksi tidak jauh berbeda dengan tahun lalu sebanyak 460.000 ton. Adapun, negara tujuan ekspor biji kakao diantaranya Malaysia, Amerika Serikat, Singapura, Brazil, dan Jerman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
