Bisnis.com, JAKARTA-Usulan alpha penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi sebesar Rp718,4 per liter dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara 2014 belum mampu menutup kerugian PT Pertamina (Persero).
Suhartoko, Senior Vice President Marketing & Distribution Pertamina, mengatakan alpha penyaluran BBM subsidi masih di bawah nilai ideal. Untuk mencegah adanya kerugian di perseroan, seharusnya alpha penyaluran BBM subsidi mencapai Rp772,64 per liter, atau naik Rp80 per liter dari alpha saat ini Rp692,64 per liter.
“Dengan alpha Rp692,64 per liter saja Pertamina masih mengalami kerugian yang cukup besar. Kalau dijadikan Rp718,4 per liter itu artinya kan hanya naik Rp25,76 per liter, jadi belum cukup untuk menutup kerugian kami,” katanya di Jakarta, Selasa (20/8).
Alpha adalah biaya distribusi yang terdiri dari biaya bahan bakar dan losses (dalam dolar Amerika Serikat per barel) mengikuti MOPS ditambah dengan biaya tetap, yaitu biaya operasi dan perawatan depo, fee penjualan ke SPBU, dan margin badan usaha pelaksana subsidi (dalam rupiah per liter).
Suhartoko mengungkapkan alpha yang diusulkan dalam RAPBNP 2014 itu hanya dapat menutup biaya operasi penyediaan BBM perseroan, sedangkan marjin lembaga penyalur belum tertutupi oleh alpha itu.
Dengan asumsi 22 juta kiloliter BBM subsidi yang berasal dari kilang milik Pertamina, maka alpha Rp718,4 hanya akan mengurangi kerugian pertamina sebesar Rp440 miliar. Pasalnya, tahun ini kilang di dalam negeri hanya mampu memasok 22 juta kiloliter BBM subsidi, sedangkan 26 juta kiloliternya harus diimpor.