Bisnis.com, BATAM - Pengusaha Singapura mengeluhkan pekerja Kawasan Perdagangan Bebas Batam yang dianggap belum memenuhi standar kualitas dan kuantitas perusahaan asing.
"Kami berkomunikasi dengan Singapura, banyak perusahaan Singapura yang merasa pekerja Batam tidak memenuhi kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan," kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas Kementerian Tenaga Kerja Abdul Wahab di Batam, Rabu (17/7/2013).
Dia mengatakan kemampuan pekerja Batam dinilai belum memenuhi syarat perusahaan-perusahaan Singapura. Dan dari jumlahnya pun dinilai belum cukup banyak.
Menurut dia, hal itu terlihat dari makin banyaknya pengangguran di Batam seiring dengan meningkatnya jumlah kebutuhan tenaga kerja sektor perusahaan.
Karena ketidaksesuaian kemampuan pekerja, maka lowongan kerja belum bisa diisi oleh pengangguran. "Ada banyak lowongan, tapi tidak bisa dipenuhi," kata dia.
Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di Batam, Kementerian Tenaga Kerja bekerjasama dengan beberapa pihak di Singapura melakukan pelatihan manajemen BLK. Terdapat sekitar 100 orang kementerian yang sedang mengikuti pelatihan.
Menurut dia, sebagai tetangga, Singapura memiliki kepentingan pada perkembangan Batam, sehingga Negara Singa itu memberikan perhatian khusus.
Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengakui banyak tenaga kerja di Batam yang belum dilengkapi dengan kemampuan tinggi. "Banyak unskill di Batam," kata dia.
Dia mengatakan dalam beberapa kali Bursa Tenaga Kerja yang dilakukan Pemkot Batam, dari sekitar 6.000 lowongan pekerjaan, hanya 3.000 saja yang bisa diisi.
Pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan tenaga kerja dengan mengadakan Balai Latihan Kerja. Sayang, karena biaya yang tinggi, maka Pemkot sulit menjalankan BLK. "Anggaran kami terbatas," kata dia.
Karena keterbatasan anggaran di daerah, maka Kementerian Tenaga Kerja mengambil alih beberapa BLK yang ada di Batam.