BISNIS.COM, LAMONGAN – Kementerian Kelautan dan Perikanan meminta Kementerian Perdagangan tetap menyetop segala bentuk impor garam konsumsi, setelah keberhasilan melakukan swasembada garam pada dan kini surplus 1,5 juta ton.
Paskah Gumilar, Kasubdit Sosial Budaya Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan Kementerian Perdagangan telah menyetop impor garap 2 pekan lalu setelah dilakukan rapat koordinasi yang dipimpin Menko Perekonomian.
“Kami meminta Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag untuk menghapuskan segala bentuk impor garam konsumsi, menghapus monopoli impor oleh BUMN, dan menyerap garam rakyat untuk kebutuhan konsumsi nasional,” ungkapnya, Sabtu (25/5).
Dia menjelaskan neraca garam nasional menunjukkan hasil positip karena mampu swasembada dan kini surplus 1,5 juta ton.
Data produksi 2012, sambungnya, berhasil melampui target, mencapai 2,02 juta ton dari proyeksi awal 1,3 juta ton dari 40 kabupaten/kota penghasil garam.
“Kebutuhan garam konsumsi nasional sebanyak 1,4 juta ton, dengan asumsi per bulan 120.000 ton. Sekarang kita surplus 1,5 juta ton,” ungkapnya.
Sementara itu, produktivitas tambak garam rakyat di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur naik 100%, dari semula 40 ton per hektare per musim per tahun menjadi 80 ton per musim.
Peningkatan produktivitas garam itu setelah Dinas Kelautan dan Perikanan Lamongan menerapkan program Terpalisasi tambak disinergikan dengan program pemberdayaan usaha garam rakyat (Pugar) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Produktivitas garam rakyat kini mencapai 80 ton per musim per tahun dari sebelumnya hanya 40 ton per musim per tahun. Kami melakukan inovasi memasang terpal. Program ini kami sinergikan dengan program Pugar dari KKP,” ujar Suyatmoko, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lamongan.
Dia mengungkapkan itu dalam press tour KKP pemaparan bertema Industrialisasi Garam Rakyat untuk Kemandirian Produksi Garam Nasional.
Menurutnya, potensi lahan garam rakyat di Lamongan seluas 350 ha dengan produksi 30.000 ton per tahun.
Dia menjelaskan sinergi program Pugar KKP dan Terpalisasi tambak garam dilakukan untuk lompatan besar produktivitas dan kualitas garam, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun industri.
Dia mengharapkan menjadi alternatif komoditas unggulan di Lamongan, selain komoditas perikanan. “Kami optimistis produktivitas bisa mencapai 400 ton per ha per musim,” ujar Suyatmoko.