BISNIS.COM, JAKARTA—PT KAI Commuter Jabodetabek menegaskan operasional KRL Commuter Line tak ada berhenti di Stasiun Universitas Indonesia jika sterilisasi tidak juga selesai hingga tenggat 1 Juni mendatang.
“Semua stasiun akan diberlakukan sistem tiket elektronik, kecuali Stasiun UI karena belum steril. Kalau nanti tidak juga steril, stasiun itu akan dilewatkan,” kata Tri Handoyo, Direktur Utama PT KCJ, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/5).
Sterilisasi stasiun itu dalam rangka memberlakukan sistem baru yakni penerapan tiket elektronik dan tarif progresif.
Mekanisme perhitungan tarif yang baru berdasarkan jumlah stasiun yang akan dituju oleh pengguna keret KRL Commuter Line. Mekanisme itu yakni Rp3.000 untuk lima stasiun pertama dan tambahan Rp1.000 untuk setiap stasiun selanjutnya.
Adapun tarif tertinggi tetap mengacu pada tarif untuk relasi terjauh yang ditetapkan pada 1 Oktober 2012 yakni sebesar Rp 9.000. Rencananya pemerintah melalui dana subsidi PSO, akan mensubsidi seluruh penumpang KRL Commuter Line maksimal Rp4.000 per penumpang.
Tri mengatakan belum sterilnya Stasiun UI karena masih ada pedagang di stasiun sehingga memungkinkan orang yang tak membeli tiket masuk ke dalam peron stasiun dan naik kereta tanpa tiket.
Dia mengatakan definisi steril itu bukan dalam artian bebas murni dari pedagang kaki lima, tetapi steril dengan maksud di peron sudah tak ada akses bagi penumpang tanpa tiket elektronik. “Jadi semua yang masuk ke peron itu harus pakai kartu elektronik, termasuk pegawai PT KAI,” katanya.