BISNIS.COM, JAKARTA—Asosiasi perusahaana tur dan travel Indonesia mengkhawarkan implementasi The ASEAN Free Trade Area atau AFTA pada 2014 mendatang sehingga akan menggenjot tingkat kompetensi anggota.
Hasiyanna S Ashadi, Ketua Asociation of Indonesian Travel Agency (Asita) Asita DKI Jakarta, mengatakan persaingan bisnis tur dan travel pada tahun depan bukan hanya dengan domestik tetapi dengan perusahan luar negeri.
“Tidak hanya maskapai asing yang akan masuk, dengan era perdagangan bebas Asean itu juga perusahaan travel luar masuk. Jika kami tidak siap bisa tertinggal,” katanya ditemui usai Paparan Publik PT Cardig Aero Services Tbk di Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Hasiyanna merupakan salah satu komisaris di Cardig Aero Services yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada Desember 2011 dengan kode saham CASS.
Menurut dia saat ini jumlah perusahaan tur dan travel di Indonesia sudah mencapai sekitar 4.000 perusahaan tetapi jumlah tersebut cenderung naik turun. Fluktuasi jumlah perusahaan itu karena ada perusahaan yang mampu bertahan dan sebaliknya justru ‘tenggelam.
Dari jumlah itu, anggota Asita Jakarta baru mencapai 1.400 perusahaan. Setidaknya, katanya, terdapat sekitr 1.400 perusahaan tur dan travel di Jakarta yang belum menjadi anggota lantaran terkendala beberapa hal salah satunya soal pengetahuan manfaat asosiasi.
Di sisi lain, anggota Asita juga menjadi anggota Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) yang khusus merupakan kumpulan perusahaan agen penjual tiket penerbangan. Anggota Astindo diperkirakan mencapai 300 perusahaan secara nasional.
“Kalau Asita kan lebih luas cakupannya termasuk travel dana umroh, sementara Astindo hanya tiket penerbangan. Mereka di bawah Kementerian Perhubungan, sementara Asita di Kementerian Pariwisata,” katanya.
Hasiyanna mengatakan peningkatan kompetensi itu patut dilakukan oleh anggota mengingt persaingan semakin ketat. “Pelatihan, kompetensi, sumber daya manusia, itu harus diperhatikan anggota,” katanya. (MFM)