Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASITA DKI Soroti Kualitas SDM Jelang MEA

Menjelang berlakunya masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada 2015, Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DKI menyoroti kualitas dari sumber daya manusia (SDM).
Kemahiran menguasai teknologi informasi dan perbedaan etos kerja individu menjadi hal yang patut diperhatikan. /bisnis.com
Kemahiran menguasai teknologi informasi dan perbedaan etos kerja individu menjadi hal yang patut diperhatikan. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang berlakunya masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada 2015, Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DKI menyoroti kualitas dari sumber daya manusia (SDM).

Ketua ASITA DKI Jakarta Hasiyanna S. Ashadi mengatakan modal untuk memenangi persaingan dalam perdagangan bebas negara se-Asean itu dengan menatar kualitas SDM. "Jadi sumber daya manusianya memang harus disiapkan agar bisa menjadi pemain di kalangan Asean," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (15/6/2014).

Dia mengatakan peningkatan SDM menyasar ke seluruh stakeholder bidang pariwisata dan perjalanan. Mulai dari biro perjalanan sebagai hulunya hingga ke objek wisata sebagai hilirnya. "Dari semua lapisan ya, apakah itu pemain biro perjalanan, apakah itu perhotelan, apakah itu EO [Event Organizer], apakah itu objek wisata, semua," tuturnya.

Dalam hal pengembangan mutu SDM, dia menyebutkan aspek keahlian dalam mempergunakan bahasa internasional sangat diperlukan. Mengingat di Indonesia, bahasa Inggris belum lazim digunakan sebagai pendamping bahasa Indonesia. Jika harus dibandingkan dengan negara lain seperti Filipina, Malaysia dan Singapura, Indonesia masih tertinggal.

"Orang Indonesia terbiasa enggak dengan bahasa Inggris untuk menjadi bahasa percakapan bisnis sehari-hari?" ucapnya.

Lebih lanjut, kemahiran menguasai teknologi informasi dan perbedaan etos kerja individu menjadi hal yang patut diperhatikan. Dia menilai jika harus dibandingkan dengan tenaga kerja dari negara tetangga, tenaga kerja Indonesia dirasa belum mampu bekerja total. Apalagi, dengan tingginya tuntutan kerja dan ketatnya ritme kerja.

"Karena kalau dari luar negeri itu mereka teruji gitu. Orang-orang Indonesia gimana?" katanya.

Hal lain yang harus digarisbawahi dalam rangka peningkatan level tenaga kerja, yaitu kemampuan di bidang teknologi informasi. Terbukanya perdagangan bebas di antara negara serumpun hanya akan memperparah keadaan jika individu tidak memiliki kemampuan yang mumpuni di bidang ini. "IT ya tenaga kerja Indonesia harus bisa menguasai IT kalau kita enggak bisa kan repot," jawabnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper