BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Pekerjaan Umum menegaskan tantangan penataan ruang saat ini adalah pengendalian tata ruang. Untuk itu dibutuhkan tenaga yang kompeten di bidang penataan ruang untuk mengawal implementasi penataan ruang.
Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian PU Joessair Lubis mengungkapkan pemerintah terus berupaya meningkatkan kompetensi tenaga instruktur bidang penataan ruang. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia, Direktorat Jenderal Penataan Ruang pada tahun anggaran 2013 melaksanakan 12 diklat teknis bidang penataan ruang.
Dia menegaskan tenaga yang memiliki kompetensi semakin dibutuhkan karena Direktorat Penataan Ruang tengah menginisiasi kota hijau, kota pusaka dan desa lestari.
"Harus mampu mengkomunikasikan norma standar presedur dan kriteria bidang penataan ruang kepada semua pihak secara baik. Saya kira ini substansi baru yang harus bisa dikuasai dan dikomunikasikan kepada daerah dan stakeholder yang lain," ungkap Joessair dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Selasa (21/5/2013).
Dalam mewujudkan cita-cita itu, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan PU mengadakan Diklat Training of Trainer (TOT) Teaching Skill di Sanur, Bali. Diklat TOT Teaching Skill ini merupakan diklat bersertifikasi dengan 30 JPL (jumlah jam pelajaran) dan dilaksanakan selama 4 hari pada 20-23 Mei 2013.
Materi yang diajarkan yaitu Profesionalisme Instruktur, Strategi Pelatihan, Metode dan Media Pelatihan, Pembelajaran Andragogy, Penyusunan SAP, Peer Teaching, Evaluasi Pelatihan, Kompetensi Pembelajaran, Teknik Presentasi, dan Micro Teaching.
Diklat diikuti oleh 16 orang peserta yang berasal dari pejabat eselon III dan IV serta pejabat fungsional di lingkungan Ditjen Penataan Ruang. Pengajar pada Diklat TOT Teaching Skills berasal dari tim pengajar dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), serta Widyaiswara dari Kementerian PU dan Lembaga Administrasi Negara (LAN).