BISNIS.COM, JAKARTA— Perbedaan bahasa dinilai menjadi salah satu kendala yang membatasi niatan pengembang Singapura untuk berinvestasi di Indonesia.
“Mereka [pengembang asal Singapura] merasa kesulitan untuk memahami Bahasa Indonesia. Ini menjadi salah satu kendala,” kata Ketua Badan Pertimbangan Realestat Indonesia Teguh Satria, Rabu (15/5/2013) malam.
Seperti diketahui, sejumlah pengembang asal Singapura melakukan kunjungan ke Jakarta untuk mengetahui prospek bisnis porperti di sini. Pertemuan tersebut dilakukan pada 15-17 Mei.
Pada pertemuan makan malam antara REI dengan pengembang Singapura yang tergabung dalam REDAS (Real Estate Developers Association of Singapore) di Jakarta, dikemukakan berbagai peluang pengembangan bisnis mereka di Indonesia oleh salah satu perusahaan riset properti Cushman & Wakefield Indonesia.
Teguh menuturkan melalui kesamaan bahasa, pengembang Singapura lebih tertarik untuk masuk ke pasar properti di China dibanding di Indonesia.
“China lebih menarik. Dari sisi bahasa sama, regulasi lebih mendukung, dan mereka satu rumpun,” kata Teguh yang juga menjabat sebagi Ketua Komite Tetap Kebijakan Bidang Properti dan Kawasan Industri Kadin.
Selama di Indonesia, REDAS dijadualkan akan berkunjung ke berbagai proyek properti di kawasan Jabodetabek. Selain itu, rombongan juga direncakanan akan mengunjungi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) serta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. (ltc)