BISNIS.COM, JAKARTA--Mekanisme pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera yang diserahkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meniru gaya pembangunan di China.
Dedy Supriadi Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas, mengatakan China menerapkan mekanisme tersebut dengan tujuan mempercepat pembangunan infrastrukturnya.
"Kalau swasta lama karena hitung keuntungannya dulu. Dari 1975 sampai hari ini baru 700 km, sementara China sudah puluhan ribu km. Sumatera akan jadi percontohan proyek pemerinth melalui BUMN," katanya saat ditemui di kantornya, Jumat (19/4).
Dedy mengungkapkan rencananya setelah Jalan Tol Trans-Sumatera selesai dibangun oleh BUMN, pemerintah baru akan menjualnya ke swasta.
Proyek Jalan Tol Trans-Sumatra, lanjutnya, diperkirakan akan sepanjang 2.770 kilometer dengan jangka waktu pengerjaan proyek antara 15 sampai 20 tahun. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek tersebut diproyeksi mencapai Rp355 triliun.
Menurutnya, Jalan Tol Trans-Sumatera membutuhkan investasi proyek sekitar Rp355 triliun. (if)