Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFLASI APRIL 2013: Panen Raya Hortikultura Diperkirakan Jadi Pengendali

BISNIS.COM, JAKARTA-- Pemerintah optimistis laju inflasi yang terjadi pada tiga bulan pertama tahun ini, akan terhenti pada April yang diprediksi bakal mengalami deflasi seiring membaiknya harga dan ketersediaan pangan dalam negeri.

BISNIS.COM, JAKARTA-- Pemerintah optimistis laju inflasi yang terjadi pada tiga bulan pertama tahun ini, akan terhenti pada April yang diprediksi bakal mengalami deflasi seiring membaiknya harga dan ketersediaan pangan dalam negeri.

Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan, mengemukakan masa panen raya sejumlah komoditas hortikultura diproyeksikan menopang ketersediaan dan kestabilan harga pangan pada April 2013.

"Potensi inflasi pada April terbilang kecil, karena harga mulai membaik dan ketersediaan produk pangan bakal terpenuhi mengingat sebagian besar wilayah di Indonesia memasuki masa panen raya," ujarnya di sela-sela Munas IX Apindo, Senin (8/4/2013).

Adapun dalam tiga bulan pertama tahun ini, laju inflasi dalam negeri mencapai level yang tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat inflasi tahun kalender [year-to-date] sampai dengan Maret 2013 sebesar 2,43%, sementara target inflasi yang ditetapkan pemerintah pada tahun ini sebesar 4,9%.

Khusus laju inflasi pada Februari dan Maret, komoditas hortikultura terutama bawang putih dan bawang merah memberikan kontribusi yang signifikan.

Pada Februari 2013, bawang putih memberikan sumbangan inflasi 0,12% dan bawang merah 0,07% dengan laju inflasi mencapai 0,75%. Pada Maret 2013, bawang putih menyumbang 0,2% dan bawang merah 0,44% terhadap inflasi Maret 2013 sebesar 0,63%.

Wamendag menjelaskan, terkait komoditas bawang putih yang harganya sempat meroket dalam beberapa pekan terakhir, sudah mampu dikendalikan seiring kebijakan persetujuan Kemendag atas impor bawang putih.

Sementara untuk bawang merah, diestimasi pasokan dan ketersediaan komoditas ini mampu terpenuhi seiring panen raya sentra-sentra produksi di Indonesia.

Dengan kondisi tersebut, kata Bayu, harga pangan pada April hingga Juni bisa menekan laju inflasi dan memperbesar peluang deflasi.

"Justru yang kami waspadai adalah pergerakan harga daging yang saat ini masih terbilang tinggi, karena juga menjadi salah satu indikator penting besar kecilnya inflasi dalam negeri," paparnya.

Akhir pekan lalu, pemerintah bersiap mengambil tiga langkah stabilisasi harga yang dimaksudkan untuk mencegah terulangnya kenaikan harga pangan yang tidak terkendalai dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Pertama, pengendalian melalui program satu atap untuk tata niaga yang berkaitan dengan daging sapi dan produk hortikultura.

Kedua, mendorong para importir yang memiliki kuota impor untuk segera merealisasikan impor produk mereka.

Ketiga memperlancar aliran distribusi, khususnya untuk komoditas daging sapi dari wilayah timur ke wilayah barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper