Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah Daulat Pangan 2025: Mendorong Petani Milenial Tanam Cabai di Pekarangan Rumah

Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) Karawang mendorong petani milenial memanfaatkan lahan di pekarangan rumah untuk ditanami cabai.
Pedagang menyortir cabai di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu (16/3/2025). Bisnis/Abdurachman
Pedagang menyortir cabai di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu (16/3/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, KARAWANG — Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) Karawang mendorong petani milenial memanfaatkan lahan di pekarangan rumah untuk ditanami cabai. Hasil panen diklaim dapat memenuhi kebutuhan hidup pribadi.

Ketua Tim Hortikultura DPKP Karawang Asep Saprudin menuturkan, pihaknya berkolaborasi dengan salah satu petani milenial yang sukses, yakni Rifki Habibi.

Rifki Habibi merupakan seorang petani milenial asal Karawang yang sukses dalam pengembangan pertanian, khususnya cabai rawit. Dia adalah Ketua Pemuda Tani Indonesia DPC Kabupaten Karawang dan dikenal sebagai Young Ambassador Agriculture 2024 serta mewakili Karawang dalam berbagai ajang nasional.

"Untuk petani-petani milenial, kami memang mengajak untuk penanaman di hortikultura. Memanfaatkan pekarangan," kata Asep kepada Bisnis di kantornya, Senin (2/5/2025).

Mengacu Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, definisi dari petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun-39 tahun, dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.

Berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani berusia 19 tahun hingga 39 tahun yang memanfaatkan teknologi mencapai 9.190 orang per 2023.

Selain di pekarangan, Asep mengatakan pihaknya juga mengajak para petani milenial yang memiliki kebun luas untuk ditanami hortikultura, khususnya cabai. Maklum, cabai juga merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi.

Asep juga mengatakan, hasil panen dari para petani milenial itu cukup memuaskan. Setidaknya, kata dia, uang hasil tani itu bisa memenuhi kebutuhan pribadi.

"Alhamdulillah kalau untuk petani milenial, untuk kebutuhan pribadi mungkin bisa, ya. Bisa-bisa untuk memungkinkan kebutuhannya. Dan intinya, bisa memanfaatkan pekarangannya. Pekarangan yang melahan tidur, kemudian kebun-kebunnya bisa dimanfaatkan," tutur Asep.

Seperti diketahui, Hasil Sensus Pertanian 2023 menunjukkan jumlah petani milenial yang berusia di rentang 19–39 tahun mencapai 6,18 juta orang pada 2023. Proporsinya sekitar 21,93% dari total petani di Indonesia yang sebanyak 28,19 juta orang.

Namun, petani milenial yang menggunakan teknologi digital lebih sedikit dibandingkan yang tidak menggunakan. Perinciannya, petani milenial yang menggunakan teknologi digital sebanyak 2,6 juta orang. Sedangkan petani milenial yang tidak menggunakan teknologi digital adalah sebanyak 3,57 juta orang.

Kementerian Pertanian (Kementan) pun berjanji mengakomodir para petani usia muda tersebut. Kementan menyatakan anak muda yang masuk sebagai petani milenial bisa mengantongi cuan hingga Rp10 juta per bulan.

Salah satu jurus ini disebut mampu menarik minat anak muda menjadi petani milenial, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan. Namun yang perlu diingat, pendapatan Rp10 juta per bulan itu merupakan proyeksi hasil panen dan bukan gaji tetap dari pemerintah. Adapun, petani milenial ditargetkan hingga 50.000 pendaftar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper