Bisnis.com, JAKARTA — Suasana ceria menyelimuti SD Negeri 3 Tonjong, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, pagi itu. Para murid tampak antusias mengikuti kegiatan rutin edukasi gizi yang telah menjadi bagian dari keseharian mereka di sekolah yakni pembelajaran seputar Empat Pilar Gizi Seimbang.
Kehadiran manajemen PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk hari itu menjadi momentum refleksi sekaligus penguatan atas komitmen berkelanjutan perusahaan dalam meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia melalui program JAPFA for Kids sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya, hadir langsung di SDN 3 Tonjong. Ia menjelaskan bahwa JAPFA for Kids merupakan program unggulan corporate social responsibility (CSR) perusahaan yang merupakan inisiatif jangka panjang yang dirancang untuk menciptakan perubahan nyata di tengah masyarakat.
“Ini merupakan bentuk komitmen kami. Anak-anak, khususnya di daerah, perlu edukasi tentang pentingnya makan bergizi, menjaga kebersihan, dan hidup sehat,” ujar Rachmat, Kamis (12/6/2025).
Edukasi dan Intervensi Gizi
Sejak diluncurkan pada 2008, JAPFA for Kids mengusung dua pendekatan utama: intervensi gizi langsung dan pembiasaan perilaku hidup sehat. Untuk anak-anak dengan status gizi kurang atau buruk, JAPFA memberikan satu butir telur setiap hari selama enam bulan sebagai tambahan protein hewani.
Salah satu inisiatif dalam pembiasaan hidup sehat dibangun melalui penerapan Hari Sehat JAPFA (HSJ). Melalui HSJ, siswa didorong untuk melaksanakan senam Empat Pilar Gizi Seimbang, makan bekal bergizi dari rumah, cuci tangan pakai sabun, cek kuku, pemantauan berat dan tinggi badan siswa secara berkala.
Baca Juga
JAPFA juga menerapkan program Satu Hari Satu Telur (One Day One Egg), di mana anak-anak yang mengalami gizi kurang atau gizi buruk diberikan satu butir telur setiap hari selama enam bulan. Telur dipilih karena kandungan proteinnya yang tinggi dan mudah diakses.
Program ini tidak hanya menyentuh siswa, tetapi juga melibatkan guru dan orang tua. Guru dibekali pelatihan untuk melakukan edukasi gizi dan monitoring bekal, sementara orang tua diajak berkomitmen untuk menyediakan bekal sehat setiap hari.
Berdampak Nyata
Agar program membawa dampak nyata, JAPFA bekerja sama dengan puskesmas setempat dalam melakukan asesmen status gizi anak secara berkala. Pengukuran status gizi dilakukan di awal dan akhir program untuk menilai perubahan kondisi anak.
“Program ini terbukti efektif. Sepanjang 2024, sebanyak 15.518 anak sekolah menjadi penerima manfaat, dengan sekitar 1.500 anak tergolong gizi kurang atau buruk. Dari jumlah tersebut, 51,5% kini sudah memiliki status gizi baik,” ungkap Rachmat.
Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk melanjutkan program ini sebagai bagian dari kontribusi nyata terhadap pembangunan sumber daya manusia Indonesia. JAPFA for Kids juga sejalan dengan agenda nasional dalam menurunkan angka gizi buruk.
“Niat kami adalah mendukung program pemerintah dalam mengatasi permasalahan gizi pada anak-anak Indonesia,” tegasnya.
Guru dan Orang Tua Merasakan Dampaknya
Subur Leonita, guru kelas sekaligus penanggung jawab program JAPFA for Kids di SDN 3 Tonjong, menyatakan bahwa program ini membawa perubahan signifikan. Menurutnya, anak-anak tidak hanya mendapatkan asupan gizi lebih baik, tetapi juga pemahaman tentang hidup sehat.
“Program ini bukan hanya soal makanan bergizi, tapi juga mendidik anak untuk hidup sehat secara menyeluruh,” kata Subur.
Ia mengaku para guru pun dilibatkan aktif dalam pelatihan gizi dan kesehatan. Selain itu, monitoring status gizi dilakukan secara digital. Data pengukuran tinggi dan berat badan anak dimasukkan ke dalam aplikasi yang dapat diakses guru secara real time, sehingga proses evaluasi menjadi lebih efisien.
Subur berharap program ini dapat berlanjut secara berkesinambungan, mengingat dampaknya yang sangat positif, terutama bagi anak-anak yang mengalami malnutrisi.
“Saya rasa program ini harus terus dilanjutkan karena manfaatnya nyata, terutama bagi siswa dengan kondisi gizi kurang. Konsumsi telur yang diberikan sangat membantu,” tuturnya.
Respon Positif dari Orang Tua
Tasih, orang tua dari salah satu penerima manfaat, mengaku anaknya menjadi lebih sehat dan aktif setelah mengikuti program JAPFA for Kids. Ia mulai rutin membekali anaknya dengan makanan sehat dan mengajarkannya menyukai sayur dan protein.
“Sekarang, anak saya lebih semangat. Makan sayur setiap hari, proteinnya juga terkontrol. Jadi jarang sakit dan lebih aktif,” ujarnya.
Ia berharap program ini dapat diperluas dan terus menjangkau lebih banyak anak di seluruh Indonesia.
“Semoga program ini terus berjalan dan tepat sasaran untuk anak-anak yang memang sedang butuh peningkatan gizi,” tutupnya.