BISNIS.COM, BANDUNG--Pengembang properti membidik daerah atau wilayah pinggiran Bandung seperti di bagian timur dan selatan untuk pembangunan proyek rumah segmen menengah.
Ketua Realestat Indonesia (REI) Jawa Barat Yana Mulyana mengemukakan pembangunan perumahan di pinggiran kota itu akibat keterbatasan lahan dan mahal harga tanah di sekitar kota Bandung.
“Saat ini lahan di area Kota Bandung dinilai sudah over value sehingga untuk kelas menengah menjadi tidak tepat untuk pengembangan perumahan,” ujarnya, Senin (8/4/2013).
Dengan harga yang berkisar Rp100 juta hingga Rp500 juta, Yana mengemukakan pasar properti kelas menengah ini cukup menjanjikan.
Akan tetapi, dia tidak menampik terdapat kendala akses infrastruktur jalan yang masih kurang di kedua kawasan itu. Meskipun demikian, dia optimistis konsumen tetap memburunya karena kebutuhan mendesak akan perumahan.
“Oleh karena itu, developer terus terdorong memanfaatkan lahan yang ada di pinggiran tersebut.”
Saat ini, kawasan yang paling diminati oleh pasar adalah di daerah Bandung bagian timur seperti Cileunyi, Cibiru, dan Rancaekek karena akses jalan relatif tersedia.
Sedangkan untuk daerah selatan wilayah di sekitar Bojong Soang, Terusan Buah Batu,dan Kopo dianggap kurang strategis karena sering terkena bencana banjir.
Akan tetapi, Yana menilai ada beberapa kawasan di Bandung bagian selatan yang tetap menarik minat konsumen antara lain di daerah Soreang.
“Perumahan di sana banyak diminati pekerja di Kabupaten Bandung,” katanya.
Sementara itu, penjualan rumah menengah-atas di Bandung diproyeksikan naik sekitar 15% pada tahun ini seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat.
Menurutnya, proyeksi tersebut berdasarkan pada rata-rata pertumbuhan penjualan tahun-tahun sebelumnya.
“Meskipun harga properti naik antara 7%-10% per tahun, tetapi penjualan akan tetap meningkat. Mengacu pada pertumbuhan Maret 2012-Maret 2013 tercatat tumbuh sekitar 15%,” ujarnya.
Yana mengatakan para pengembang cukup optimistis dengan pasar hunian menengah-atas ini, terlihat dari pembangunan apartemen dan landed house yang berkembang cukup pesat di Bandung.
Di sisi lain, ketersediaan lahan di kawasan Bandung masih memungkinkan untuk pembangunan properti kelas atas itu meskipun terkendala masalah perizinan.
Menurutnya, sekitar 90% investor lokal Bandung masih mendominasi pasar properti kelas premium tersebut dengan kisaran harga properti mulai ratusan juta hingga belasan miliar.
“Kebanyakan lokasi properti kelas premium itu ada di wilayah Bandung bagian utara dan tengah dengan harga hingga Rp15 miliar.”
Dia mengatakan pembeli properti kelas premium tersebut sebagian besar konsumen luar Bandung meskipun ada pula pembeli dari Bandung.(k31/yop)