BISNIS.COM, JAKARTA-- Hasil hutan tanaman industri Indonesia kalah dibandingkan dengan produksi Malaysia dan Thailand.
"Yang memprihatinkan, kita negara besar, masak kalah sama Thailand, Malaysia," kata Ketua Bidang Hutan Tanaman Industri Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (HTI-APHI) Nana Suparna di Jakarta, Jumat (5/4/2013).
Hal ini menurut dia, disebabkan semakin berkurangnya Hak Pengusahaan Hutan (HPH). Pada 1992, tercatat ada sebanyak 580 unit HPH, sedangkan pada 2011 hanya tersisa 293 unit HPH. "Yang lebih memprihatinkan, jumlah HPH yang masih produktif hanya 46% saja," katanya.
Meski demikian, pihaknya mencatat produksi pulp Indonesia berada di posisi sembilan di dunia. "Yang memberikan harapan dari pulp," katanya.
Tetapi perkembangan produksi pulp, menurut dia, menghadapi tekanan besar dari berbagai LSM di luar negeri yang menyuarakan kampanye negatif terhadap hasil produksi hutan Indonesia.
Dia memperkirakan bila LSM bisa memberikan kampanye yang positif dan ditambah dengan dikonversikannya hutan-hutan yang terlantar menjadi hutan tanaman industri, maka pihaknya optimistis Indonesia bisa mencapai peringkat tiga besar sebagai negara penghasil pulp terbesar di dunia.
"Tapi LSM tidak mau hutan alam dikonversi, mereka ingin hutan dibiarkan begitu saja, seolah-olah kalau dibiarkan akan lebih baik, ada perbedaan cara pandang kami dengan mereka," katanya.
Menurut dia, saat ini kawasan hutan yang tidak dikelola dengan baik yakni seluas 34,6 juta hektare hutan produksi dan 32,21 juta hektare hutan lindung. (msb)