Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI TEKSTIL: Korea Selatan Berikan Hibah USS1,5 Juta

BISNIS.COM, JAKARTA -- Pemerintah Korea Selatan memberikan bantuan kerja sama peningkatan kualitas serta jaminan mutu pengujian produk tekstil nasional kepada Balai Besar Tekstil Kementerian Perindustrian senilai US$1,5 juta.

BISNIS.COM, JAKARTA -- Pemerintah Korea Selatan memberikan bantuan kerja sama peningkatan kualitas serta jaminan mutu pengujian produk tekstil nasional kepada Balai Besar Tekstil Kementerian Perindustrian senilai US$1,5 juta.

Arryanto Sagala, Kepala Badan Pengkajian Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) Kementerian Perindustrian, menuturkan bantuan yang akan diberikan Korea Selatan berupa alat uji laboratorium, asistensi tenaga ahli, dan pelatihan sumber daya manusia.

“Bantuan tersebut akan diberikan kepada Balai Besar Tekstil yang dikelola Kemenperin,” ujarnya, Selasa (2/4/2013).

Kerja sama tersebut, lanjutnya, merupakan realisasi dari usulan kegiatan yang diajukan Balai Besar Tekstil untuk dibiayai dari bantuan luar negeri yang terdapat dalam cetak biru periode 2010-2014.

Dia menuturkan realisasi ini merupakan lanjutan dari minat pemerintah Korea Selatan melalui Korea International Cooperation Agency (KOICA) untuk membiayai proyek tersebut dengan skema hibah yang dicetuskan pada 2011.

“Tujuan proyek ini adalah untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan menyediakan peralatan laboratorium di bidang tekstil,” paparnya.

Arryanto menuturkan dalam pelaksanaan kerja sama tersebut, KOICA menunjutk FITI Testing and Research Institute sebagai lembaga pelaksana yang akan membantu Balai Besar Tekstil untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Dia mengungkapkan pertemuan sebelumnya dengan pihak Korea Selatan membahas rencana renovasi gedung pengujian, pengiriman alat uji dan tenaga ahli dari Korea Selatan, dan pemberian pelatihan.

“Kerja sama tersebut akan berlangsung hingga akhir 2014,” katanya.

Balai Besar Tekstil, lanjutnya, akan menerima 34 jenis peralatan uji dengan total berjumlah 45 unit, asistensi dari 2 tenaga ahli, dan pelatihan bagi tenaga manajemen maupun teknisi yang dilaksanakan di Korea Selatan.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diyakini akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan perkembangan kebutuhan produk tesktil di dalam dan luar negeri.

“Prospek pertumbuhan Industri TPT akan semakin baik dikarenakan permintaan pasar di dalam negeri yang meningkat serta tingginya konsumsi dunia,” katanya.

Kebutuhan tenaga kerja di sektor industri TPT, paparnya, tidak hanya mengalami peningkatan pada tingkat operator, tetapi juga untuk tingkat ahli dengan permintaan rata-rata 500 orang per tahun.

Adapun, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Kementerian Perindustrian hanya mampu meluluskan 300 orang sehingga dibutuhkan pelatihan tambahan yang bekerja sama dengan industri tekstil di daerah masing-masing.

Pihaknya mengharapkan kerja sama ini akan meningkatkan standar mutu pengujian produk tekstil yang diakui secara internasional dan memicu terjadinya kerja sama lain dengan instansi pemerintah atau swasta dari negara lain. (dot)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maftuh Ihsan
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper