Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TAX HOLIDAY: CATERPILAR Kembali Ajukan Insentif

BISNIS.COM, JAKARTA-–Caterpillar Inc, produsen alat berat asal Amerika Serikat, kembali mengajukan permohonan insentif tax holiday dengan membentuk badan hukum baru PT Caterpillar Indonesia Batam.Haris Munandar, Kepala Pusat Pengkajian Kebijakan

BISNIS.COM, JAKARTA-–Caterpillar Inc, produsen alat berat asal Amerika Serikat, kembali mengajukan permohonan insentif tax holiday dengan membentuk badan hukum baru PT Caterpillar Indonesia Batam.

Haris Munandar, Kepala Pusat Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian, menuturkan perusahaan tersebut telah berinvestasi di luar Jawa dengan nilai tinggi sehingga berhak mengajukan tax holiday.

“Mereka investasi besar-besaran di Batam khusus untuk alat berat. Mereka bentuk badan hukum baru,” ujarnya, Minggu (10/3).

Caterpillar tengah merealisasikan investasi senilai US$150 juta untuk membangun fasilitas perakitan truk tambang baru di Batam, Kepulauan Riau, yang rencananya mulai beroperasi pada kuartal I tahun ini.

Fasilitas tersebut merupakan pabrik kedua di Tanah Air setelah sebelumnya juga membangun pabrik pertama di Cileungsi, Jawa Barat yang beroperasi sejak 1982.

“Beberapa pemohon lainnya juga sedang kami seleksi untuk mendapatkan tax holiday,” paparnya.

Haris menuturkan sekitar lima perusahaan mengajukan proposal tax holiday yang memenuhi persyaratan badan hukum, industri pionir, dan ketentuan lainnya yang ditetapkan dalam aturan pemerintah.

Beberapa perusahaan lainnya yang mengajukan insentif tersebut a.l. PT Energi Sejahtera Mas, anak usaha Sinar Mas Group, dan PT Indorama Polychemical Indonesia, anak usaha PT Indorama Synthetics Tbk.

“Mereka sudah melengkapi syaratnya dan sedang diproses,” katanya.

Energi Sejahtera Mas berencana membangun pabrik yang memproduksi produk turunan kelapa sawit di Dumai, Sumatera Utara, dengan nilai investasi mencapai Rp2,37 triliun.

Adapun, Indorama Polychemical akan membangun pabrik poliester di Cikarang, Jawa Barat, senilai US$185 juta yang dapat mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat struktur industri tekstil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fajar Sidik
Editor : Others
Sumber : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper