BISNIS.COM,JAKARTA—Kementerian Perhubungan menjalin kerja sama dengan Pemeritah Kota Medan, Batam dan Manado dalam proyek percontohan transportasi ramah lingkungan.
Menteri Perhubungan E. E. Mangindaan menjelaskan kerja sama proyek percontohan transportasi berkelanjutan yang ramah lingkungan bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan efek gas rumah kaca dari sektor transportasi.
Mangindaan menyatakan pilot projet itu akan dilakukan menggunakan moda transportasi berbasis jalan seperti bus di Kota Medan, Batam dan Manado.
“Proyek ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga ramah lingkungan. Kendaraan tidak pakai BBM [tetapi] pakai gas,” ujarnya setelah acara penandatanganan Mou Proyek Percontohan Transportasi Berkelanjutan di Jakarta, Kamis (7/3).
Mangindaan menjelaskan pihaknya akan bekerja sama dengan instansi terkait seperti Kementerian Perindustrian dan Pertamina.
Dia menambahkan Kementerian Perindustrian akan menyiapkan converter kit sebagai alat konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bahar gas (BBG).
Pertamina, imbuhnya, akan bekerja sama untuk menyediakan infrastruktur stasiun pengisi pengisi bahan bakar gas (SPBG) dan pasokan gas.
Kementerian Perhubungan, imbuhnya, akan menyediakan bus dengan bekerja dengan ketiga Pemerintah Kota itu.
Dia menambahkan dengan adanya keterlibatan Kementerian Perindustrian dan Pertamina diharapakan mempercepat penerapan pilot project transportasi berkelanjutan di Indonesia.
Dia menilai bila penerapan proyek transportasi berkelanjutan telah diterapkan di ketiga kota itu maka pihak internasional akan memberikan bantuan dalam pengembangan transportasi ramah lingkungan.
“Bisa bantuan luar [negeri] banyak karena mempengaruhi emisi masyarakat menjadi berkurang,” paparnya.
Kementerian perhubungan dalam kerja sama itu selain menggandeng ketiga Pemerintah Kota juga melibatkan kerja sama dengan lembaga internasional asal Jerman German Agency For International Cooperation (GIZ).
Lembaga internasional asal Jerman itu akan bekerja sama dalam penyediaan konsep dan teknologi transportasi ramah lingkungan.
Menurutnya ketiga kota itu dijadikan sebagai pilot project karena memiliki ketersediaan anggaran dan tingkat kepadatan lalu lintas yang belum padat seperti kota lainnya. )bas)
