Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan menggelar rapat yang membahas kebijakan penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) beras menjadi satu harga pada siang ini, Selasa (29/7/2025).
Untuk diketahui, pemerintah berencana menghapus sistem HET untuk beras medium dan premium, yang ke depan bakal diganti dengan satu harga.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan I Gusti Ketut Astawa mengatakan keputusan terkait penyesuaian HET beras sebenarnya sudah ditetapkan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) Kemenko Pangan pada 25 Juli 2025.
“Perlu kami sampaikan HET beras mungkin akan disesuaikan, walaupun kemarin sudah diputuskan,” kata Ketut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025 di YouTube Kemendagri, Selasa (29/7/2025).
Ketut menuturkan bahwa HET beras akan disesuaikan menjadi satu harga. Ini artinya, tidak ada lagi klasifikasi beras premium dan beras medium alias hanya ada jenis beras biasa/umum dan beras khusus.
Meski begitu, Ketut menyampaikan bahwa Bapanas akan mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan terlebih untuk memastikan arah kebijakan harga beras ke depan.
Baca Juga
“Namun, hari ini siang, kami akan melakukan atau mengumpulkan teman-teman semua untuk memastikan arah kebijakan tentang perberasan apakah menjadi satu jenis beras saja, atau masih tetap [beras] medium [dan] premium, kita ingin masukkan terlebih dahulu,” tuturnya.
Adapun nantinya, Bapanas akan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait untuk merumuskan kebijakan penyesuaian HET beras dan kelas mutu beras.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Fithra Faisal Hastiadi mengatakan saat ini pemerintah tengah menghitung ulang kebijakan HET beras, seiring adanya wacana penghapusan HET beras medium dan beras premium.
Fithra menuturkan bahwa penetapan HET tengah dikalkulasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Namun yang jelas, kata dia, pemerintah akan mempertimbangkan semua skenario jika HET beras premium dan medium dihapus.
“Semua skenario itu pasti akan dimasukkan ya. Kalau misalnya kita melakukan ini, nanti konsekuensinya apa? Tadi misalnya, kalau ini dihapus, ini ada oplossan, malah akan meningkat. Nah itu sebenarnya masih dalam evaluasi dan juga pengajian dari Kementerian Pertanian,” kata Fithra saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (28/7/2025).
Untuk itu, Fithra menyampaikan bahwa pemerintah belum menetapkan harga beras menjadi satu harga. Sebab, sambung dia, pemerintah juga perlu mempertimbangkan dampak yang akan terjadi ke depan.
“Belum [ditetapkan beras menjadi satu harga], karena memang kan semua ini kita jangan reaktif ya. Kita bagaimana melihat ini nanti ke depannya seperti apa, jangan sampai nanti ketika melakukan kebijakan, nanti dampaknya besar dan negatif. Nah ini yang pemerintah lakukan sekarang,” pungkasnya.
