Sebagai contoh, kesepakatan dagang baru AS-Vietnam mencakup tarif 20% atas ekspor Vietnam dan tarif lebih tinggi sebesar 40% atas barang yang dianggap sebagai hasil transshipment—praktik yang selama ini kerap digunakan eksportir China untuk menghindari bea masuk AS.
Langkah tersebut berpotensi menekan permintaan terhadap produk China baik yang diekspor langsung ke AS maupun yang menjadi bagian dari rantai pasok lintas negara.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa dirinya dijadwalkan bertemu dengan mitranya dari China dalam beberapa pekan ke depan untuk melanjutkan pembahasan kebijakan perdagangan.
Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management menuturkan, sinyal front-loading ekspor ke AS tampaknya belum sepenuhnya berakhir .
“Kinerja ekspor yang kuat ini turut mengimbangi lemahnya permintaan domestik dan kemungkinan menjaga pertumbuhan PDB tetap mendekati target pemerintah sebesar 5% pada kuartal II/2025," katanya.