Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Trump Berisiko Dorong Inflasi, Bos The Fed Tahan Pelonggaran Suku Bunga

Investor pun mengurangi ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada Juli 2025. Mereka melihat peluang penurunan suku bunga pada September 2025.
Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (18/12/2024). / Reuters-Kevin Lamarque
Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (18/12/2024). / Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Federal Reserve atau The Fed Jerome Powell memperingatkan kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang lebih tinggi dapat mulai mendorong inflasi pada musim panas ini. Periode tersebut akan menjadi kunci bagi pertimbangan bank sentral AS dalam memangkas suku bunga.

Hal tersebut disampaikan Powell saat menjawab pertanyaan anggota Kongres AS dalam sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS pada Selasa (24/6/2025) waktu setempat.

Powell mendapat tekanan dari anggota Partai Republik terkait alasan The Fed belum memangkas suku bunga, seperti yang didesak oleh Presiden Donald Trump. Menurut Powell, dirinya dan banyak pejabat The Fed memperkirakan inflasi akan mulai naik dalam waktu dekat, sehingga bank sentral belum merasa perlu segera menurunkan biaya pinjaman.

“Saya tidak ingin mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Juli, atau pertemuan mana pun untuk saat ini,” ujar Powell, dikutip dari Reuters pada Rabu (25/6/2025).

Menurutnya, kondisi pasar tenaga kerja yang masih kuat serta ketidakpastian besar atas dampak dari kebijakan tarif menjadikan The Fed tidak berada dalam posisi tergesa-gesa untuk bertindak.

“Kita akan mulai melihat dampak kenaikan harga akibat tarif ini pada data Juni dan Juli [2025]. Jika tidak, kami terbuka pada kemungkinan bahwa efek limpahan terhadap konsumen lebih kecil dari yang diperkirakan. Namun jika terjadi, itu akan menjadi faktor penting dalam kebijakan,” ujarnya.

Powell menambahkan, jika tekanan inflasi ternyata tetap terkendali, maka peluang pemangkasan suku bunga bisa terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.

Selama sidang, Powell beberapa kali dicecar terkait The Fed yang terlihat begitu terfokus pada persoalan tarif dan belum juga memangkas suku bunga, padahal laju inflasi sejauh ini masih tergolong moderat.

Dia menegaskan kebijakan The Fed tidak bertujuan untuk mendukung ataupun mengkritik pendekatan pemerintahan Trump terkait perdagangan, melainkan untuk merespons dampaknya terhadap inflasi.

“Kami tidak berkomentar tentang tarif. Tugas kami adalah menjaga inflasi tetap terkendali, dan ketika kebijakan pemerintah memiliki dampak jangka pendek dan menengah yang signifikan, maka itu menjadi bagian dari tanggung jawab kami,” jelas Powell.

Menurutnya, hampir semua peramal ekonomi profesional memperkirakan bahwa inflasi akan meningkat secara signifikan sepanjang tahun ini.

Pasar Tak Berekspektasi Pemangkasan Bunga

Dalam pernyataan tertulis yang disampaikan ke DPR AS, Powell menyebut efek inflasi dari tarif bisa bersifat sementara karena hanya menaikkan harga satu kali. Namun, dia tak menutup kemungkinan bahwa efeknya bisa lebih persisten.

“Untuk saat ini, kami merasa berada dalam posisi yang tepat untuk menunggu dan melihat perkembangan ekonomi sebelum mempertimbangkan perubahan sikap kebijakan moneter,” ujarnya.

Setelah pernyataan Powell dipublikasikan, investor mulai mengurangi ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan Juli 2025. Namun, peluang penurunan suku bunga pada September 2025 meningkat, dengan kemungkinan lanjutan pemangkasan pada akhir tahun.

Testimoni Powell secara garis besar sejalan dengan pernyataan kebijakan yang dirilis pekan lalu, di mana seluruh anggota FOMC memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%—4,5%. 

Proyeksi ekonomi yang dirilis juga menunjukkan bahwa mayoritas pejabat memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin hingga akhir tahun ini.

Namun, dua gubernur The Fed yang merupakan pilihan Trump sebelumnya telah menyatakan bahwa suku bunga bisa turun sedini pertemuan Juli, mengingat inflasi belum terlihat naik. Sebaliknya, tiga presiden bank sentral wilayah menyampaikan kekhawatiran bahwa inflasi masih berisiko meningkat dalam beberapa bulan ke depan.

Presiden Trump sendiri secara terbuka menyerang Powell melalui media sosial sebelum sidang berlangsung.

“Kita seharusnya sudah 2 sampai 3 poin lebih rendah. Saya harap Kongres bisa benar-benar ‘menyadarkan’ orang yang keras kepala dan bodoh ini,” tulis Trump.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper