Bisnis.com, JAKARTA — Modena, perusahaan multinasional yang bergerak di bidang logistik, membuka peluang kolaborasi strategis antara Indonesia dan Rusia melalui kerja sama MOLOGIZ, bisnis logistik di bawah MODENA Group, dengan Delo Group, perusahaan logistik Rusia, lewat kerja sama untuk proyek pengembangan pelabuhan di Indonesia.
Delo Group adalah perusahaan transportasi peti kemas kereta api terkemuka di Rusia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1993 oleh Sergey Shishkarev. Induk perusahaan ini adalah Delo Management Company.
Dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Executive Vice President Modena Michael Jizhar menekankan pentingnya membuka ruang kerja sama ekonomi yang lebih luas antara Rusia-Indonesia.
Kolaborasi ini, menurutnya, menjadi langkah strategis untuk mempererat hubungan dagang antarnegara, membuka pasar baru, dan memperkuat integrasi rantai pasok global yang saling menguntungkan.
“Indonesia adalah negara dengan semangat kolaboratif yang tinggi. Kami, pelaku usaha dan korporasi di Indonesia yang sangat terbuka untuk menjalin kemitraan strategis dengan Rusia," ujar Michael, dikutip Jumat (20/6/2025).
Dengan dukungan Russian Export Center (REC), MOLOGIZ dan Delo Group sepakat menjajaki proyek pengembangan pelabuhan laut dalam dan infrastruktur logistik di Indonesia.
Baca Juga
Langkah selanjutnya adalah merampungkan detail proyek dengan tujuan penandatanganan perjanjian yang bersifat mengikat secara hukum. Delo Group akan berkontribusi melalui keahlian profesional dan sumber daya teknis, sementara MOLOGIZ akan fokus pada keterlibatan dengan mitra lokal di Indonesia.
Kolaborasi ini juga menjadi salah satu contoh konkret dari visi yang disampaikan Michael dalam forum SPIEF. Dia menekankan pentingnya membangun kemitraan lintas sektor yang adaptif terhadap kebutuhan pasar global, khususnya Asia Tenggara.
Menurut Michael, agar produk dan layanan Rusia dapat diterima secara luas di Indonesia, dibutuhkan pendekatan yang fleksibel serta aksesibilitas yang tinggi. Dia mencontoh kesuksesan China dalam menjangkau pasar global melalui kombinasi efisiensi dan penetrasi budaya.
Lebih lanjut, Michael menyampaikan kerja sama Indonesia–Rusia tak hanya terbatas di sektor industri konvensional. Dia juga menekankan potensi besar di sektor kreatif dan budaya.
“Banyak orang di Asia Tenggara sangat tertarik dengan budaya Rusia. Salah satu contohnya adalah kartun Masha and the Bear yang sangat populer di sini. Rusia sebetulnya punya modal budaya yang kuat, tinggal bagaimana mereka lebih aktif mempromosikannya ke luar negeri, terutama di Asia,” ujar Michael.
Dalam sesi yang sama, studio animasi Rusia Soyuzmultfilm, produser serial anak Prostokvashino, juga hadir. Michael sempat menyampaikan ide agar Presiden Rusia Vladimir Putin dijadikan karakter dalam serial tersebut sebagai bentuk pendekatan budaya yang segar dan relevan. Usulan ini pun disambut antusias oleh pihak studio.