Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin: IEU-CEPA Bikin 80% Ekspor RI Bebas Tarif ke Eropa

Kadin menyebut implementasi IEU-CEPA akan menghapus tarif pada sekitar 80% ekspor Indonesia ke Eropa.
Truk kontainer melintas di antara tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Truk kontainer melintas di antara tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie mengungkap potensi dampak positif yang ditimbulkan dari implementasi Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Anindya menjelaskan, penyelesaian perundingan IEU-CEPA akan menjadi titik awal sejarah terjalinnya hubungan dagang komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa. Dia menjelaskan, penerapan IEU-CEPA akan memberikan dampak positif baik bagi Indonesia maupun Uni Eropa.

Anindya menuturkan, pemberlakuan perjanjian dagang tersebut akan menghapus hambatan tarif untuk beragam komoditas ekspor unggulan Indonesia, sehingga dapat turut meningkatkan perekonomian ke depannya.

"IEU-CEPA akan menghapus tarif pada sekitar 80% ekspor Indonesia seperti minyak sawit, kakao, kopi, tekstil, peralatan makanan, dan makanan laut. Ini juga akan membuka investasi yang lebih dalam pada energi terbarukan, semikonduktor, dan mineral penting," katanya dalam acara Kick-Off Misi Ekonomi Belanda ke Indonesia pada Senin (16/6/2025).

Dia melanjutkan, melalui kehadiran IEU-CEPA, Indonesia dan Belanda dapat menjalin hubungan perdagangan yang lebih optimal. Anindya mengatakan, Belanda dapat menjadi mitra Indonesia sebagai pintu masuk dalam menavigasi pasar Uni Eropa yang lebih luas.

"Ini juga akan membuka lapangan kerja. Seperti kemarin kita mengirim tenaga kerja migran, salah satunya ya ke Belanda dan makin banyak lagi kalau dibutuhkan" tambahnya.

Sebelumnya, Pemerintah memastikan penyelesaian IEU-CEPA baru dapat selesai pada akhir 2026, mundur dari rencana awal kuartal I/2025. 

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan target baru tersebut pun merupakan target paling ambisius untuk saat ini.

Djatmiko menyampaikan bahwa mundurnya penyelesaian ini karena pihak Uni Eropa membutuhkan waktu yang cukup lama dalam perundingan. 

“Pak Menko [Menko Perekonomian Airlangga Hartarto] ijin, mungkin tidak bisa tahun ini [selesai] … Kemudian kalau penandatanganan bisa dilakukan pada kuartal kedua atau kuartal ketiga tahun depan. Setelah itu baru masuk ke tahapan ratifikasi,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper