Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Gandeng Sinopec Garap Proyek CEOR di Kalimantan Selatan

PHE dan Sinopec berkolaborasi menggarap lapangan migas Tanjung melalui penerapan teknologi CEOR.
Penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) antara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui Regional 3 Kalimantan dan Sinopec Energy Investment Holdings Limited untuk studi pengembangan teknologi CEOR di Lapangan Tanjung, yang berlangsung di Lantai 15, PHE Tower, Jakarta, Rabu (28/5/2025). /Istimewa-PHE
Penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) antara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui Regional 3 Kalimantan dan Sinopec Energy Investment Holdings Limited untuk studi pengembangan teknologi CEOR di Lapangan Tanjung, yang berlangsung di Lantai 15, PHE Tower, Jakarta, Rabu (28/5/2025). /Istimewa-PHE

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui Regional 3 Kalimantan menggandeng Sinopec Energy Investment Holdings Limited untuk studi pengembangan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Lapangan Tanjung, Kalimantan Selatan.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) untuk studi pengembangan teknologi CEOR di Lapangan Tanjung, yang berlangsung di Lantai 15, PHE Tower, Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE Rachmat Hidajat menyebut, kolaborasi antara PHE dan Sinopec tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan potensi lapangan migas melalui penerapan teknologi CEOR yang dinilai efektif meningkatkan produksi lapangan Tanjung, yang merupakan salah satu aset strategis di Regional 3 area Kalimantan.

“Kami sangat antusias dapat memulai kolaborasi dengan Sinopec. Ini merupakan tonggak penting dalam upaya kami meningkatkan produksi migas nasional melalui penerapan teknologi EOR. Kami percaya perjanjian ini akan menjadi awal dari kemitraan yang saling menguntungkan,” kata Rachmat dalam keterangan pers, Sabtu (31/5/2025).

Adapun, CEOR merupakan metode lanjutan dalam peningkatan perolehan minyak (enhanced oil recovery) melalui injeksi bahan kimia khusus ke dalam reservoir. Teknologi ini bekerja, salah satunya dengan menurunkan tegangan antarmuka antara minyak dan air serta meningkatkan mobilitas minyak.

Dengan demikian, CEOR memungkinkan lebih banyak minyak mengalir ke sumur produksi. Metode ini terbukti efektif, khususnya di lapangan yang masih tersisa minyak tetapi sulit untuk diproduksikan.

Reza Rinaldi Zein, VP Development and Drilling Regional 3, menjelaskan bahwa kerja sama PHE dan Sinopec tersebut juga mencerminkan semangat bersama dalam mengembangkan Lapangan Tanjung secara berkelanjutan.

Sementara itu, Sr Executive Vice President Sinopec Zhao Xuan menyampaikan optimismenya terhadap masa depan kemitraan ini. “Penandatanganan JSA ini merupakan milestone penting. Kami sangat menghargai keterbukaan Pertamina dalam mengeksplorasi pendekatan dan model bisnis baru demi keberhasilan proyek ini,” ujarnya.

Sebagai gambaran, kemitraan strategis antara PHE dan Sinopec ini merupakan hasil dari rangkaian panjang kerja sama yang telah terjalin sejak pertengahan 2023. Dimulai dari penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU), kedua perusahaan kemudian menyepakati perjanjian kerahasiaan (confidentiality agreement), dilanjutkan dengan berbagai kunjungan lapangan, termasuk ke Lapangan Tanjung pada awal 2025.

Evaluasi teknis dan pertukaran data subsurface pun menjadi bagian dari proses yang matang hingga akhirnya mengarah pada penandatanganan JSA pada Mei 2025. Seluruh rangkaian ini mencerminkan komitmen kedua pihak dalam membangun kolaborasi jangka panjang yang terencana dan terukur.

Selanjutnya, studi teknis CEOR akan dilaksanakan sepanjang 2025, meliputi kajian laboratorium, pemodelan reservoir, serta penyusunan rencana implementasi teknologi. Bila hasil studi menunjukkan kelayakan, uji coba lapangan (field application) ditargetkan akan dilaksanakan pada 2026, sebagai tahap awal menuju pengembangan penuh.

Inisiatif ini sejalan dengan strategi PHE dalam mendukung target nasional untuk mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari (bopd) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (Bscfd) pada 2030.

Melalui penerapan teknologi CEOR di lapangan-lapangan mature seperti Tanjung, diharapkan terjadi peningkatan recovery factor yang signifikan serta optimalisasi cadangan yang selama ini belum dapat diproduksikan dengan metode konvensional.

Dengan adanya kolaborasi strategis ini, PHE menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi dan membangun kemitraan global yang mendorong ketahanan energi nasional serta keberlanjutan industri hulu migas Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper