Bisnis.com, JAKARTA—Maxride menawarkan solusi berbagi tumpangan seperti halnya Grab dan Gojek tetapi menggunakan bajaj sebagai moda transportasi utamanya. Merambah kota besar seperti Yogyakarta, bakal jadi pesaing baru aplikasi tersebut?
Berdasarkan publikasi di akun resmi Instagram maxrideindonesia, Sabtu (24/5/2025), perusahaan memulai layanannya di Yogyakarta pada 5 Mei 2025. Hal itu tecermin pada konten yang paling pertama beredar melalui tanda pagar #maxridejogja, #transportasionlinejogja, #bajajindonesia, dan #bajajjogja.
Pada konten tersebut, Dimas Javanova, pemilik akun @pranovvo membagikan pengalaman memesan layanan Maxride dari Lempuyangan ke Monjali aau 4,8 km dengan tarif Rp12.000. Dia menyebut tarif itu lebih murah dari seharusnya Rp22.000 karena dalam masa promosi.
Dari video tersebut, tampak bahwa pengemudi dibekali ponsel pintar, sama seperti pengemudi ojek online (ojol). Tak seperti pengemudi ojol yang menggunakan motor berbeda, pengemudi bajaj menggunakan armada seragam, seperti halnya taksi.
Dari penelusuran Bisnis.com, Yogyakarta bukanlah kota besar pertama bagi Maxride. Ada Medan, Sumatra Utara yang mengawali layanan Maxride pada 21 November 2024. Sebelumnya, ada pula Makassar, Sulawesi Selatan yang mengawali kiprah bisnis Maxride di Indonesia. Mengacu pada konten di akun Instagram resminya, Maxride mulai mencari mitra pengemudi di Makassar pada 29 September 2023.
Lebih lanjut, tak hanya menawarkan layanan berbagi tumpangan dengan bajaj, ada pula opsi moda transportasi lain, seperti motor dan mobil. Maxride turut menawarkan layanan pengantaran barang ukuran kecil hingga besar dengan fasilitas bak layaknya pikap dengan penarik bajaj.
Maxride diketahui bagian dari PT Bajaj Auto Indonesia, perusahaan otomotif yang terafiliasi oleh Bajaj Auto Limited, perusahaan asal India.
