Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi: Suku Bunga The Fed Turun Dua Kali setelah Kesepakatan Tarif Impor AS-China

Pelaku pasar memperkirakan The Fed menurunkan suku bunga acuan dua kali, yakni September dan Desember 2025, setelah adanya kesepakatan tarif impor AS-China.
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku pasar menurunkan taruhan mereka pada pemangkasan suku bunga The Fed atau Federal Reserve tahun ini, dengan memperkirakan hanya dua pemangkasan pada 2025, setelah Amerika Serikat dan China sepakat memangkas tarif impor sehingga perang dagang mereda.

Melansir Bloomberg pada Selasa (13/5/2025), swap yang melacak pertemuan bank sentral mendatang menunjukkan pelonggaran hanya 56 basis poin pada Desember 2025, turun dari hampir 75 basis poin pekan lalu. Para pedagang masih memperkirakan pemangkasan seperempat poin pertama pada September 2025. 

Imbal hasil obligasi AS atau US Treasury tenor dua tahun, yang sensitif terhadap kebijakan, naik sebanyak 12 basis poin pada Senin hingga kembali di atas 4% karena para pedagang menarik kembali estimasi mereka tentang pemangkasan suku bunga untuk tahun 2025.

Kenaikan imbal hasil yang dikombinasikan dengan menurunnya kepastian atas pemangkasan suku bunga mencerminkan pelemahan lebih lanjut dari taruhan obligasi yang bullish karena pemangkasan tarif impor terbaru dipandang sebagai penopang ekonomi. Aset berisiko reli tajam pada awal minggu, meredupkan daya tarik Treasury.

Penurunan ekspektasi pasar terhadap jalur suku bunga Fed telah meluas sejak bank sentral AS menerbitkan pernyataan rapatnya dan ketua Jerome Powell menganjurkan pendekatan tunggu dan lihat untuk menilai bagaimana tarif akan memengaruhi inflasi dan pertumbuhan. 

Selama seminggu terakhir, imbal hasil obligasi dua tahun telah naik dari level terendah 3,55%, sementara imbal hasil obligasi lima tahun telah naik menjadi 4,11% dari sekitar 3,85%. 

“Pasar berada dalam bisnis overshooting dan saat ini uang yang bergerak mengalir ke risiko,” kata ahli strategi suku bunga di Columbia Threadneedle Investment, Ed Al-Hussainy. 

Dia menambahkan, perusahaan lebih suka menjual suku bunga awal. Al-Hussainy mengatakan level yang lebih murah dan menarik untuk obligasi dua tahun akan mengharuskan pasar memperkirakan kurang dari dua pemotongan untuk tahun ini.

Baru bulan lalu, pasar obligasi memperkirakan empat pemangkasan suku bunga seperempat poin, dengan Fed terlihat melanjutkan siklus pelonggarannya pada bulan Juni di tengah kekhawatiran bahwa perang dagang akan menggagalkan ekonomi AS. 

Sekarang para pedagang tampak lebih setuju dengan seruan untuk hanya melakukan dua pemangkasan pada tahun 2025 yang dilakukan oleh pejabat Fed pada bulan Maret, karena lapangan kerja tetap kuat dan prospek inflasi yang kuat dipandang akan membuat Fed tetap berada di pinggir lapangan.

Dalam seminggu terakhir, taruhan yang bertentangan bahwa Fed tidak akan memangkas suku bunga tahun ini memperoleh momentum di pasar opsi suku bunga, dengan minat terbuka pada opsi jual tertentu melebihi 275.000 kontrak, menurut data CME.

Pandangan Wall Street tentang seberapa besar pelonggaran Fed kemungkinan akan terjadi tahun ini menggambarkan banyaknya ketidakpastian seputar kebijakan moneter, dengan para ekonom memperkirakan kisaran dari tidak ada hingga sebanyak 100 basis poin pemotongan. Beberapa ekonom bank besar memperkirakan dua atau tiga pemotongan tahun ini, dimulai pada bulan Juli atau September.

Ekonom di Citigroup Inc. misalnya mendorong prediksi mereka untuk pemotongan suku bunga berikutnya dari bulan Juni hingga Juli setelah pengumuman bahwa AS akan mengurangi tarif 145% untuk barang-barang Cina menjadi 30% selama 90 hari. Bank tersebut memperkirakan pemotongan pada setiap pertemuan antara bulan Juli dan Januari dengan total 125 basis poin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper