Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Ragu Target Pertumbuhan Ekonomi 2025 Tercapai, Kuartal Pertama Sudah di Bawah 5%

Rendahnya daya beli masyarakat dan kinerja investasi yang melambat menjadi sejumlah pengganjal pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 untuk mencapai target 5,2%.
Siluet warga beraktivitas dengan latar gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (2/10/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Siluet warga beraktivitas dengan latar gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (2/10/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah ekonom tidak yakin target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 5,2% pada tahun ini bisa tercapai, terutama setelah realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2025 hanya 4,87%.

Kepala Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini menjadi terendah sejak kuartal III/2021. Perlambatan tersebut, menurutnya, mencerminkan daya beli yang kurang optimal serta kinerja investasi yang melambat.

Dia mencontohkan, konsumsi rumah tangga berkontribusi 54,5% produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2025 atau lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 54,9%. Sementara investasi masih dibatasi oleh suku bunga yang tinggi, hambatan regulasi, dan ketidakpastian global.

Oleh sebab itu, Fithra memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2025 hanya mencapai 4,8%. 

"Meskipun pemerintah tetap yakin dengan target resmi 5,2%, beberapa indikator menunjukkan untuk mencapai level itu akan membutuhkan pemulihan yang jauh lebih kuat pada semester kedua, terutama dalam hal investasi, konsumsi rumah tangga, dan manufaktur," jelas Fithra, Senin (5/5/2025).

Meskipun akan banyak tekanan, dia menjelaskan ada beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi ke depan seperti belanja pemerintah yang diperkirakan akan meningkat pada kuartal ketiga hingga kuartal keempat.

Sementara itu, kejelasan mengenai hasil negosiasi tarif dengan AS juga dapat membantu meningkatkan sentimen investor.

Senada, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede juga melihat pertumbuhan ekonomi di atas 5% seperti yang ditargetkan pemerintah akan semakin sulit tercapai.

Josua memproyeksikan pertumbuhan ekonomi selama 2025 hanya berada di rentang 4,5%—5%. Angka tersebut turun dari perkiraan awalnya sebesar 5,11%.

"Kekhawatiran yang meningkat tentang pertumbuhan yang melambat dapat membuka ruang untuk pelonggaran moneter. Jika ketidakpastian global berkurang dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menguat, Bank Indonesia dapat menurunkan suku bunga BI hingga 50 basis poin sepanjang sisa tahun ini," ujar Josua dalam keterangannya, Senin (5/5/2025).

Sebagai informasi, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan memaparkan bahwa ekonomi Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp15.665,9 triliun atas harga berlaku atau Rp3.634,5 triliun atas harga konstan pada kuartal I/2025.

Jika angka tersebut dibandingkan dengan PDB kuartal I/2024 maka tercatat pertumbuhan 4,87% (YoY). Hanya saja, terjadi perlambatan karena pertumbuhan ekonomi kuartal I/2024 mencapai 5,11%.

Sementara itu, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2024 masih kuat meski mengalami perlambatan. 

Airlangga mengatakan angka pertumbuhan ekonomi periode awal tahun ini masih tumbuh positif, bahkan tertinggi kedua di antara negara-negara G20 setelah China yang tumbuh 5,4%. 

"Kita masih di atas Malaysia yang 4,4%, kemudian Singapura yang 3,8%, kemudian Spanyol yang 2,9%. Khusus untuk Asean itu kita sedikit di bawah Vietnam [6,9% kuartal I/2025]," kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin (5/5/2025). 

Politisi Partai Golkar itu pun mengaku pemerintah akan terus memantau perkembangan lebih lanjut untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal berikutnya yang diproyeksi akan makin menguat lantaran anggaran pemerintah yang mulai berjalan. 

"Jadi terkait dengan perkembangan selanjutnya nanti kita lihat di kuartal berikutnya, karena kita lihat pada kuartal berikutnya ini diharapkan anggaran pemerintah sudah mulai berjalan sehingga momentum pertumbuhan bisa dijaga," terangnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper