Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan pemerintah tidak membuka keran importasi terhadap komoditas beras pada 2025. Adapun untuk daging dan bawang putih tetap dilakukan.
Direktur Ketersediaan Bapanas Indra Wijayanto mengatakan bahwa pemerintah hanya akan mengimpor pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi dan bawang putih.
“Impor pangan kebutuhan konsumsi daging sapi dan bawang putih,” kata Indra kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (20/4/2025).
Indra menyampaikan, sesuai dengan neraca komoditas, pemerintah akan mengimpor 500.000 ton bawang putih dan 180.000 ton daging sapi.
“Sesuai neraca komoditas, volume 180.000 ton untuk daging sapi dan bawang putih sekitar 500.000 ton. Kalau untuk beras tidak ada impor,” ungkapnya.
Namun saat ditanya lebih lanjut terkait importasi beras industri, Indra menyebut importasi tersebut merupakan kewenangan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan total produksi beras Indonesia akan melimpah dan mencapai 16,62 juta ton beras sepanjang Januari—Mei 2025.
Produksi beras diperkirakan naik 12,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya menyentuh 14,78 juta ton beras. Artinya, produksi beras Indonesia akan bertambah 1,83 juta ton.
“Produksi beras sepanjang Januari—Mei 2025 diperkirakan akan mencapai 16,62 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 1,83 juta ton atau 12,40% dibandingkan dengan periode yang sama 2024,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS, Selasa (8/4/2025).
Sepanjang Maret—Mei 2025, produksi beras diperkirakan mencapai 13,14 juta ton. Produksinya naik 0,62 juta ton atau 4,96% dibandingkan Maret—Mei 2024. Namun, angka produksi beras pada periode Maret—Mei 2025 merupakan angka potensi.
Berdasarkan hasil amatan survei kerangka sampel area (KSA), potensi luas panen padi pada Maret—Mei 2025 diperkirakan akan mencapai 4,30 juta hektare. Angkanya mengalami peningkatan seluas 0,23 juta hektare atau 5,53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Alhasil, luas panen padi sepanjang Januari—Mei 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan seluas 0,64 juta hektare dari 4,83 juta hektare menjadi 5,47 juta hektare. Atau, bertambah 13,29% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Angka realisasi bisa lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan angka potensi. Hal ini bergantung pada kondisi pertanaman pada sepanjang Maret—Mei tahun ini,” ujarnya.
Sejalan dengan gambaran luas panen, Habibullah menambahkan bahwa produksi padi sepanjang Maret—Mei 2025 diperkirakan akan mencapai 22,81 juta ton GKG, mengalami peningkatan sebesar 1,08 juta ton GKG atau 4,95% dibandingkan yang sama tahun lalu.
Alhasil, produksi padi sepanjang Januari—Mei 2025 diperkirakan mencapai 28,85 juta ton gabah kering giling (GKG). Produksi padi akan naik 3,18 juta ton GKG atau 12,40% dibandingkan Januari—Mei 2024.