Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan, pemerintah Indonesia berhasil membawa pulang komitmen investasi dari Qatar senilai US$2 miliar lewat BPI Danantara.
Maruarar yang juga akrab disapa Ara tersebut menjelaskan bahwa komitmen bisnis Qatar tersebut salah satunya bakal digulirkan untuk mendukung program 3 juta rumah
“Kita memulai bersama investasi. Jadi masing-masing [RI-Qatar] bersepakat investasi US$2 miliar, total itu US$4 miliar jadi sekitar Rp64 triliun atau Rp65 triliun dari pembicaraan yang paling durasinya hanya 20 menit,” jelas Ara saat ditemui di kantornya, Senin (14/4/2025) malam.
Namun, Ara mengaku belum mengetahui pasti berapa kiranya porsi yang akan diguyurkan Danantara pada proyek perumahan. Dia mengaku saat ini masih dilakukan perhitungan bisnis yang matang oleh manajemen Danantara.
Akan tetapi, dia memastikan bahwa dirinya telah melakukan diskusi bersama dengan Chief Executive Officer Danantara Rosan Roeslani membahas market properti yang dinilai sangat luas.
“Oh nanti, itu [porsi untuk perumahan berapa] kan urusan Danantara. Ya, kan kita ini percaya tentu Pak Rosan dan Bapak Presiden mengerti di mana-dimana itunya [pos proyeknya], ya kan? Itu urusannya Danantara,” tegasnya.
Baca Juga
Sementara itu, pada kesempatan berbeda, Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir menjelaskan bahwa investasi jumbo yang disuntik Qatar untuk Danantara ini akan dikelola melalui kerja sama proyek bersama Danantara yang bertujuan mendukung prioritas pembangunan nasional.
Pandu menyebutkan bahwa investasi tersebut akan diarahkan ke sektor-sektor fundamental, seperti ketahanan pangan, energi, hilirisasi sumber daya alam, hingga infrastruktur digital. Sektor kesehatan dan pariwisata juga dinilai berpotensi besar.
“Temanya kita lihat tadi seperti food security, energy security, downstream, infrastruktur digital. Kesehatan juga bagus, hospitality di Indonesia juga punya prospek,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Dia juga menegaskan bahwa investasi yang masuk melalui Danantara tidak sekadar mengejar keuntungan jangka pendek. Namun, hal tersebut juga harus membawa dampak nyata berupa transfer pengetahuan dan teknologi.