Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi ’Pak Pok’ Prabowo dan Komunike Asean Melawan Tarif Trump

Presiden Prabowo Subianto memilih pendekatan negosiasi dibanding dengan tindakan pembalasan untuk menghadapi kebijakan tarif terbaru Presiden AS Donald Trump.
Akbar Evandio,Ni Luh Anggela,Lorenzo Anugrah Mahardhika
Rabu, 9 April 2025 | 08:30
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pengarahan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Acara bertema Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan itu dihadiri jajaran menteri, Dewan Ekonomi Nasional, BI, OJK LPS dan sejumlah pemangku kepentingan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pengarahan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Acara bertema Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan itu dihadiri jajaran menteri, Dewan Ekonomi Nasional, BI, OJK LPS dan sejumlah pemangku kepentingan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan memilih pendekatan negosiasi dibanding dengan tindakan pembalasan untuk menghadapi kebijakan tarif terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dalam menghadapi tarif Trump tersebut, Prabowo mengungkapkan akan menggunakan strategi ’Pak Pok’, yang dapat diartikan strategi adil.

”Kita bisa bikin pak pok, pak pok ada istilah bisnis bisa ya? Saya sudah tugaskan Menko Perekonomian dan Pak Luhut untuk bernegosiasi. Kita bisa bikin pak pok. Saya tawarin mereka pak pok, US$17 miliar surplus kita, US$17 miliar kita beli dari Amerika," ucap Prabowo dalam acara Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025).

Prabowo mengungkapkan RI bisa mengimpor semua barang dari AS yang dibutuhkan di Indonesia, seperti LPG, BBM, dan alat teknologi energi seperti rig drilling.

”Apa yang kita butuh dari Amerika? Kita butuh LPG US$8 miliar, kita butuh BBM kita bisa impor lagi US$9 miliar, kita butuh alat-alat teknologi rig drilling dari mereka,” jelasnya.

Sejalan dengan strategi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan meningkatkan impor LPG dan LNG dari Negeri Paman Sam.

Hal ini diharapkan bisa meningkatkan impor dan investasi dari AS ke Indonesia. Dengan begitu, defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia dapat berkurang sehingga diharapkan kebijakan Trump bisa melunak.

"Dengan pembicaraan dengan menteri ESDM, juga kita arahan presiden, kita bisa membeli LPG dan LNG dari AS," kata Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonomi 2025 di Jakarta, Selasa (8/3/2025).

Namun, Airlangga menggarisbawahi bahwa peningkatan impor LPG dan LNG dari AS, tak berarti menambah volume impor gas RI secara total. Dia menjelaskan, pemerintah hanya melakukan realokasi impor gas tersebut. Artinya, akan ada pengurangan jumlah impor LPG dan LNG dari negara di luar AS.

"Ini tidak menambah [impor], tapi realokasi pembelian, jadi tak mengganggu APBN," jelas Airlangga.

Kuota Impor

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo menyampaikan telah memerintahkan kementerian/lembaga terkait untuk menghilangkan kuota impor, utamanya terkait dengan komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Adapun, perintah tersebut disampaikan Prabowo ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua DEN Luhut B. Pandjaitan.

“Yang jelas, Menko, Menkeu, Gubernur BI, Ketua DEN, saya sudah kasih perintah hilangkan kuota-kuota impor terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata Prabowo.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga meminta Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso untuk tidak lagi memberlakukan kebijakan kuota impor.

"Siapa mau impor daging silakan, siapa saja boleh impor. Silakan buka saja, rakyat juga pandai kok, enggak usah ada kuota [impor]," ujarnya.

Negosiasi Berjalan

Terkait negosiasi dalam menghadapi tarif impor Trump, Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan langkah awal pemerintah adalah melakukan kajian dampak terhadap industri domestik akibat kebijakan tarif tersebut.

Selain itu, dia juga mengaku bahwa Indonesia juga tengah menyiapkan langkah diplomatik dengan mengirim delegasi tingkat tinggi (high level delegation) untuk memulai proses negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS).

“Kami akan kirim delegasi tingkat tinggi untuk negosiasi. Dari sisi diplomasi, kami juga sudah menjalin komunikasi sejak forum World Economic Forum di Davos. Bahkan, pertemuan lanjutan sudah dijadwalkan, meski waktunya masih menunggu konfirmasi dari pihak AS,” katanya kepada Bisnis di sela-sela agenda Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025).

Langkah mengirimkan tim negosiasi ini sejalan dengan sejumlah negara lain di kawasan Asia Tenggara (Asean).

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan negaranya dan anggota Asean akan mengirim tim negosiasi ke Washington, D.C. untuk melakukan pembicaraan menyusul penerapan tarif global oleh Presiden Donald Trump.

“Mungkin ada ruang terbatas untuk meninjau kembali maksud yang mendasarinya, tetapi masih ada ruang untuk menyesuaikan penerapan kebijakan tersebut,” kata Anwar dalam pidato pembukaannya di Konferensi Investasi Asean 2025, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (8/4/2025).

Malaysia saat ini merupakan ketua kelompok Asean yang beranggotakan 10 negara kawasan. Anwar mengatakan selama akhir pekan akan memimpin upaya untuk mengoordinasikan tanggapan regional oleh Asia Tenggara terhadap tarif AS.

“Sebagai bagian dari diplomasi lunak kami untuk melakukan pendekatan diam-diam — dan saya membangun konsensus ini di antara para pemimpin Asean— kami akan mengirimkan pejabat kami bersama dengan rekan-rekan kami di Asean ke Washington untuk memulai proses dialog,” kata Anwar.

Memperhatikan bahwa blok tersebut menyumbang total perdagangan barang sebesar US$3,5 triliun, Anwar juga menyerukan lebih banyak kerja sama ekonomi internal, termasuk penyelarasan regulasi, kerja logistik lintas batas, dan konektivitas digital.

“Dengan rentetan tarif yang melanda dunia dengan cepat dan dahsyat, kita menyaksikan terkikisnya tatanan global. Oleh karena itu, Asean harus lebih mengandalkan dirinya sendiri,” katanya.

Negara-negara Asia Tenggara sangat terdampak tarif timbal balik yang diluncurkan oleh Trump minggu lalu, meskipun tarif tersebut bervariasi tergantung pada hubungan dagang masing-masing negara dengan AS.

Malaysia menghadapi pungutan sebesar 24%; tarif AS untuk Indonesia ditetapkan sebesar 32%; dan ekspor Vietnam akan dikenakan tarif sebesar 46%. Tarif AS untuk Singapura ditetapkan sebesar 10%, sedangkan pungutan untuk Filipina akan sebesar 17%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper