Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik alias BPS mengumumkan terjadi disinflasi atau penurunan tingkat inflasi secara tahunan pada Maret 2025.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengungkapkan terjadi inflasi sebesar 1,03% secara tahunan (year on year/YoY) pada Maret 2025. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi Maret 2024 yaitu sebesar 3,05% YoY.
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan ini terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 2,07% dan mengambil andil inflasi sebesar 0,61%," ungkap Habibullah dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).
Pada periode tahun lalu atau Maret 2024, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberi andil inflasi terbesar. Saat itu kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 7,43% dan memberi andil inflasi 2,09%.
Artinya, inflasi tahunan Maret 2025 kelompok makanan, minuman, dan tembakau lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan Maret 2024 pada kelompok yang sama.
Selain itu, inflasi kelompok transportasi (dari 0,99% pada Maret 2024 menjadi 0,83% pada Maret 2024); rekreasi, olahraga, dan budaya (dari 1,62% menjadi 1,17%); serta penyediaan makanan dan minuman/restoran (dari 2,51% menjadi 2,26%) juga mengalami penurunan secara tahunan.
Kendati demikian, Habibullah belum mau ambil kesimpulan bahwa terjadi penurunan permintaan meski tingkat inflasi umum dan beberapa kelompok utama juga turun. Menurutnya, daya beli masyarakat harus dihitung lewat banyak indikator—bukan hanya inflasi/deflasi.
"BPS itu mencatat perubahan, sehingga untuk membandingkan apakah terjadi penurunan daya beli saya pikir perlu di diskusi lebih lanjut, kita dalami dengan data yang ada," ujarnya.
Lebih lanjut, berdasarkan komponen, Habibullah mengungkapkan komponen inti mengalami inflasi sebesar 2,48% (YoY) pada Maret 2025. Komoditas emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, dan nasi dengan lauk memberi andil inflasi terbesar di komponen inti.
Kemudian komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi 3,16% (YoY) pada Maret 2025. Komoditas dominan yang memberi andil deflasi di komponen ini adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan bensin.
Terakhir komponen bergejolak mengalami inflasi 0,37% (YoY) pada Maret 2025. Komoditas dominan yang memberi andil inflasi di komponen ini adalah cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.