Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku pasar meningkatkan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada 2025 seiring dengan kebijakan tarif pemerintah AS yang memicu kekhawatiran akan resesi global. Pelaku pasar juga meningkatkan posisinya pada pemangkasan darurat.
Melansir Bloomberg pada Senin (7/4/2025), swap suku bunga semalam menunjukkan pasar memperkirakan pelonggaran sebesar 125 basis poin hingga akhir 2025, setara dengan lima kali pemangkasan sebesar masing-masing 25 basis poin.
Hingga minggu lalu, pasar hanya memproyeksikan tiga kali pemangkasan. Pasar swap juga menunjukkan peluang sekitar 40% bahwa bank sentral menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada minggu depan, jauh sebelum keputusan kebijakan Fed berikutnya yang dijadwalkan pada 7 Mei 2025.
Penetapan harga ulang yang cepat mencerminkan ketakutan yang melanda pasar global, dengan Presiden AS Donald Trump menunjukkan sedikit keinginan untuk mundur dari tarif perdagangan agresif yang diumumkan minggu lalu. Dia mengatakan kepada wartawan pada Minggu malam untuk melupakan pasar sejenak.
Investor membuang aset berisiko dan membeli obligasi, yang menyebabkan imbal hasil anjlok. Imbal hasil obligasi dua tahun AS, yang termasuk yang paling sensitif terhadap kebijakan moneter, turun sebanyak 22 basis poin menjadi 3,43% pada hari Senin, setelah turun sekitar 50 basis poin secara total sejak Trump mengumumkan pungutan Rabu lalu.
"Tidak ada kabar baik. Pasar semakin buruk. Perubahan kebijakan, baik dari Gedung Putih atau Fed, adalah yang diinginkan pasar. Keduanya, untuk saat ini, tampaknya tidak terlalu mungkin, yang mengarah pada lebih banyak kesulitan ekonomi, dan pasar, yang akan terjadi," kata Michael Brown, ahli strategi riset senior di Pepperstone.
Baca Juga
Obligasi Jerman juga menguat tajam pada hari Senin, menyebabkan imbal hasil dua tahun Jerman sebanyak 20 basis poin lebih rendah menjadi sedikit di atas 1,60%, terendah sejak Oktober 2022. Mata uang safe haven termasuk yen dan franc Swiss melonjak terhadap dolar.