Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Ishiba Desak Trump Pangkas Tarif Resiprokal 24% untuk Jepang

PM Jepang Shigeru Ishiba pesimistis bahwa permintaan pemangkasan tarif resiprokal sebesar 24% bakal langsung dikabulkan oleh Trump.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba./Bloomberg-Kim Kyung-Hoon
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba./Bloomberg-Kim Kyung-Hoon

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan bakal terus meminta Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan tarif impor "resiprokal" terhadap Jepang.

Meskipun pemerintah Jepang telah meminta Trump untuk memangkas tarif resiprokal, namun Ishiba pesimistis bahwa permintaan itu bakal langsung dikabulkan.

"[Perubahan tarif impor Trump untuk Jepang] Tidak akan datang dalam semalam," ujar Ishiba silansir Reuters pada Senin (7/4/2025), 

PM Ishiba menyatakan bahwa pemerintah harus dapat mencari strategi agar bisa meredam imbas dari kebijakan tarif resiprokal yang dinilai kontroversial tersebut, khususnya terhadap ekonomi Negeri Sakura. 

Salah satu langkah yang dilakukan, yaitu pemerintah Jepang bakal menawarkan dukungan pendanaan bagi perusahaan domestik dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi pekerjaan.

Di samping itu, Ishiba juga menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan Trump. Menurutnya, Jepang tidak pernah melakukan tindakan tidak adil terhadap AS.

"[Tarif impor Trump] Sangat mengecewakan dan disesalkan," tutur Ishiba.

Meskipun begitu, dia menekankan bahwa dirinya bersedia untuk mengunjungi AS dan bertemu dengan Trump sesegera mungkin. 

Rencana itu, kata Shigeru, tentunya harus diikuti dengan langkah-langkah atau strategi yang tepat untuk kepentingan Jepang.

"Namun, dalam melakukannya, kita harus menyiapkan serangkaian langkah tentang apa yang dapat dilakukan Jepang," pungkasnya.

Terpisah, berdasarkan laporan kantor berita Nikkei Jepang, Ishiba juga telah memanggil menteri ekonomi utama, termasuk Menteri Keuangan Katsunobu Kato pada Minggu (6/4/2025) malam.

Pemanggilan pejabat tinggi pada sektor ekonomi Jepang itu dalam rangka membahas sekaligus menginstruksikan kepada Menteri Ekonomi dan Menteri Keuangan agar selalu waspada dan merespons dengan tepat perkembangan pasar.

Sekadar informasi, kebijakan Trump telah memberikan pukulan besar bagi ekonomi Jepang yang bergantung pada ekspor. Analis telah memperkirakan bea yang lebih tinggi dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi hingga 0,8%.

Adapun, imbas tarif Trump juga telah memicu ketakutan akan resesi global juga telah menyebabkan penurunan tajam pada harga saham di seluruh dunia termasuk rata-rata saham Nikkei Jepang, yang anjlok hampir 9% pada Senin (7/4/2025) pagi.

Presiden AS Donald Trump akhirnya memberlakukan pengenaan tarif dasar 10% untuk semua produk impor ke Amerika Serikat (AS) dan bea masuk yang lebih tinggi untuk belasan mitra dagang terbesar di negara tersebut mulai Rabu (9/4/2025).

Kamboja mendapat tarif timbal balik "resiprokal" tertinggi 49%, sementara Jepang kena 24% dan China 34%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper