Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Suku Bunga Bank Sentral di Tengah Perang Dagang, dari The Fed hingga BI

Bank sentral global dari The Fed, BOE, hingga BI diperkirakan menahan suku bunga acuan dalam rapat kebijakan moneter pekan ini di tengah gejolak perang dagang.
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts

Bank Indonesia

BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada Rabu (19/3/2025) guna menahan tekanan pelemahan rupiah di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global.

Namun, jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa bank sentral kemungkinan akan memangkas suku bunga pada kuartal mendatang guna menopang pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan konsensus ekonom dalam survei Reuters, sebanyak 19 dari 31 ekonom memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 5,75%.

Sementara itu, 12 ekonom lainnya memperkirakan pemangkasan 25 basis poin. Suku bunga fasilitas simpanan dan pinjaman juga diperkirakan tetap di level 5,00% dan 6,50%.

Gubernur BI Perry Warjiyo bulan lalu mengakui pentingnya mendorong pertumbuhan. Namun, dengan rupiah yang telah melemah sekitar 2% sepanjang tahun ini meskipun ada intervensi valas berkala, bank sentral yang memiliki mandat menjaga stabilitas mata uang kemungkinan akan tetap memprioritaskan kestabilan nilai tukar dalam pertemuan kali ini.

Kepala Ekonom ANZ untuk Asia Tenggara dan India Sanjay Mathur mengatakan seperti dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari lalu, kondisi saat ini belum mendukung pemangkasan suku bunga.

“Rupiah kembali mengalami tekanan. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, kami memperkirakan BI akan menunda pemangkasan suku bunga hingga kondisi lebih stabil," ujar Mathur.

Mathur mengatakan siklus pemangkasan suku bunga tetap berjalan, tetapi waktu pelaksanaannya sangat bergantung pada stabilitas nilai tukar rupiah.

Jajak pendapat menunjukkan median perkiraan pemangkasan 25 basis poin menjadi 5,50% pada kuartal berikutnya, meski tidak ada konsensus yang jelas di kalangan ekonom. Hal ini mencerminkan ketidakpastian yang masih tinggi terhadap arah kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump.

Dengan risiko inflasi yang meningkat di AS akibat kebijakan tarif Trump yang tidak menentu, Federal Reserve diperkirakan akan menahan suku bunga lebih lama. Kondisi ini berpotensi memaksa BI untuk tetap memprioritaskan stabilitas rupiah demi menghindari risiko arus keluar modal dari pasar negara berkembang.

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper