Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 22 provinsi mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Februari 2025.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan peningkatan NTP tertinggi terjadi di Sulawesi Utara (Sulut), yakni sebesar 4,14%. Disusul Kepulauan Babel sebesar 3,7%, Papua Selatan 2,36%, Kalimantan Selatan 1,82%, D.I. Yogyakarta 1,65%, dan Bali sebesar 0,33%.
“Sebanyak 22 provinsi mengalami kenaikan NTP dengan peningkatan tertinggi di Sulawesi Utara sebesar 4,14%. Sementara itu, 16 provinsi mengalami penurunan NTP,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (3/3/2025).
Amalia menuturkan, penurunan NTP terdalam pada Februari 2025 terjadi di Sumatera Barat, yakni mencapai 2,79%. Dia menjelaskan, penurunan ini lantaran Indeks Harga Terima Petani (It) yang mengalami penurunan lebih besar dari penurunan Indeks Harga Bayar Petani (Ib).
BPS mencatat, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan di provinsi ini di antaranya kakao atau cokelat biji, bawang merah, gabah, kol, dan telur ayam ras.
Secara keseluruhan, NTP pada Februari 2025 adalah sebesar 123,45 atau turun 0,18% dibandingkan Januari 2025. Penurunan NTP terjadi karena It turun 0,50% lebih tinggi Ib yang sebesar 0,32%.
Baca Juga
Amalia menjelaskan, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It nasional adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan kakao atau cokelat biji.
Sementara itu, subsektor yang mengalami peningkatan NTP di antaranya tanaman pangan (NTPP), tanaman perkebunan rakyat (NTPR), dan perikanan (NTNP). Sedangkan subsektor peternakan (NTPT) dan hortikultura (NTPH) mengalami penurunan NTP.
BPS mencatat, subsektor hortikultura mengalami penurunan NTP yang cukup dalam, yakni sebesar 6,84%. Hal ini disebabkan penurunan It yang sebesar 7,08% atau lebih besar dari penurunan Ib 0,25%.
Di sisi lain, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, tomat dan kol kubis.
Data BPS juga menunjukkan, nilai tukar nelayan (NTN) mengalami peningkatan sebesar 0,91% pada Februari 2025. “Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,89% dan penurunan Ib yang sebesar 0,01%,” imbuhnya.
Amalia menuturkan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan It di antaranya tongkol, layang, cakalang, teri, dan cumi-cumi.
Menurut wilayah, sebanyak 27 provinsi mengalami kenaikan NTN dengan peningkatan tertinggi di Bali sebesar 3,65%. Sementara itu, ada 10 provinsi mengalami penurunan NTN.
“Penurunan [NTN] terdalam terjadi di Kalimantan Selatan sebesar 2,03%. Sebagai informasi, provinsi Papua Pegunungan tidak memiliki NTN,” pungkasnya.