Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto bakal melanjutkan pelaksanaan efisiensi anggaran. Nantinya anggaran hasil efisiensi itu bakal mengalir ke program-program prioritas, termasuk ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Hal tersebut disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi sekaligus adik kandung Prabowo yakni Hashim Djojohadikusumo.
Hashim mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo menargetkan efisiensi anggaran US$20 miiliar atau setara Rp327 triliun per tahun.
“Yang dana [efisiensi] US$20 miliar itu tahun ini. Tahun depan Pak Prabowo dan pemerintah optimis ada tambahan US$20 miliar lagi [dari hasil efisiensi] dan US$20 miliar setiap tahun,” kata Hashim dalam agenda Economic Outlook 2025 di Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Mengacu pada asumsi tersebut, Hashim memperkirakan total efisiensi anggaran yang bakal dilakukan penuh selama satu periode pemerintahan Prabowo bakal tembus US$100 miliar atau sekitar Rp1.638 triliun (Asumsi kurs: Rp16.380).
Dia mengatakan bahwa anggaran hasil efisiensi itu dapat menjadi ekuitas bagi Indonesia dan dapat dilipatgandakan jika dialokasikan untuk investasi proyek, salah satunya melalui Danantara.
Baca Juga
“Kalau bisa kita gandeng investor lewat Danantara. Kalau kita lakukan co-investment US$20 miliar [dari efisiensi APBN] asing US$20 miliar, sudah US$40 miliar. Itu baru ekuitas,” ujarnya.
Apabila ekuitas tersebut diinvestasikan dengan asumsi pengembalian investasi hingga 4 kali lipat, maka total pendapatan kelolaan investasi Danantara dapat tembus US$160 miliar dalam setahun.
“Artinya [apabila Danantara melakukan Co-Investment] ekuitas US$40 miliar dikali 3-4. Itu US$160 miliar dolar setahun. Bisa paham ya kenapa saya optimis?,” tambahnya.
Sebelumnya, Hashim juga menjelaskan terdapat sejumlah investor yang mulai menaruh minat untuk berkolaborasi dengan Danantara di antaranya Qatar, China, hingga sejumlah negara di Eropa.
Hashim menyebut, calon investor itu berminat untuk melakukan ekspansi investasi pada sektor hidropower, geothermal, serta solar.
“Jadi kalau bisa Danantara ini menjadi co-investor dengan investor luar negeri. Jadi Co-invest Da antara jangan 100%, kalau bisa Danantara jadi co-investor dengan proyek,” tegasnya.