Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selandia Baru Longgarkan Syarat Visa Demi Tarik Lebih Banyak Investor Asing

Pemerintah Selandia Baru akan membuat kategori visa investor yang lebih sederhana dan fleksibel.
Ilustrasi visa/Dok Freepik
Ilustrasi visa/Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Selandia Baru akan merelaksasi persyaratan visa untuk menarik lebih banyak investor asing sebagai upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

Dikutip dari Reuters pada Senin (10/2/2025), Menteri Imigrasi Selandia Baru Erica Stanford mengatakan kategori visa investor akan dibuat lebih sederhana dan fleksibel. Ini bertujuan agar para investor memilih Negeri Kiwi itu untuk berinvestasi.

"Perubahan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan membawa masa depan lebih baik untuk seluruh masyarakat," ujar Stanford.

Relaksasi ini akan mulai berlaku pada 1 April 2025, mengikuti pelonggaran sebelumnya, yaitu mengizinkan wisatawan untuk bekerja jarak jauh saat mengunjungi Selandia Baru demi meningkatkan sektor pariwisata.

Setelah mengalami resesi pada kuartal ketiga 2024, pemerintah Selandia Baru tengah mencari cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pada Januari 2025, pemerintah mengumumkan rencana untuk mendirikan Invest New Zealand, bagian dari badan pembangunan ekonomi internasional milik pemerintah, untuk bertindak sebagai pusat terpadu bagi investasi luar negeri.

Sementara, Bloomberg menyebutkan beberapa relaksasi yaitu menghapuskan kewajiban tes bahasa dan hambatan potensial lain terhadap investasi, seperti lama tinggal minimum investor harus tinggal di negara tersebut juga akan disesuaikan.

Stanford juga menyampaikan dengan menawarkan opsi bagi investor berisiko rendah, program tersebut akan menarik bagi kelompok orang yang lebih luas, daripada hanya berfokus pada mereka yang memiliki selera risiko tinggi.

Dia juga menambahkan sudah ada sejumlah besar minat dari pelamar yang telah dihasilkan selama konsultasi dengan industri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters, Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper