Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, volume impor susu Indonesia sepanjang Januari-Oktober 2024 mencapai 257.300 ton. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, jumlah impor susu sepanjang Januari-Oktober 2024 tercatat meningkat 7,07% dibanding periode yang sama pada 2023 sebesar 240.308 ton.
“Kalau kita lihat, Oktober 2024 secara bulanan naik, secara tahunan juga naik,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (15/11/2024).
Secara terperinci, BPS mencatat volume impor susu Indonesia pada Oktober 2024 mencapai 24.862 ton atau naik 23,07% (month to month/MtM) dibanding bulan lalu sebesar 20.201 ton. Secara tahunan, volume impor susu juga tercatat meningkat sebesar 27,90% (year on year/YoY) dari Oktober 2023 yang mencapai 19.439 ton.
Menurut HS 8 digit, impor susu sepanjang Januari-Oktober 2024 didominasi dalam bentuk milk cream dan susu bubuk.
Secara terperinci, volume impor milk & cream, in powder, granules/other solid forms, of a fat content, by weight, not exceeding 1,5%, not containing added sugar/other sweetening matter, in containers of a net weight of 20 kg or more (HS 04021041) sebesar 159.840 ton atau 62,12% terhadap impor susu Indonesia sepanjang Januari-Oktober 2024.
Baca Juga
Kemudian, impor milk & cream, in powder, granules/other solid forms, of a fat content, by weight, exceeding 1,5%, not containing added sugar or other sweetening matter, in containers of a net weight of 20 kg or more (HS 04022120) sebesar 58.140 ton atau 22,59% terhadap impor susu sepanjang Januari-Oktober 2024.
Impor milk and cream, concentrated or containing added sugar or other sweetening matter, other than in subheading 040210 to 040221, containing added sugar or other sweetening matter (HS 04029900) tercatat sebanyak 17.680 ton hingga Oktober 2024.
BPS juga mencatat, impor milk & cream, in powder, granules/other solid forms, of a fat content, by weight, not exceeding 1,5%, containing added sugar or other sweetening matter, in containers of a net weight of 20 kg or more (HS 04021091) sebanyak 14.030 ton.
Sementara itu, impor milk and cream, not concentrated nor containing added sugar or other sweetening matter, of a fat content, by weight, exceeding 10%, in liquid form (HS 04015010) sebanyak 3.360 ton atau 1,31% terhadap impor susu hingga Oktober 2024.
“Jadi bukan [didominasi] susu segar, susu segar hanya sedikit sekali proporsinya,” ungkap Amalia.
Menurut negara asalnya, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Australia menjadi negara importir susu utama ke Indonesia. Dalam paparan yang disampaikan Amalia, impor susu terbesar hingga Oktober 2024 berasal dari Selandia Baru dengan volume 126.840 ton atau mencakup 49.30% dari total impor susu.
Negara asal selanjutnya yakni Amerika Serikat sebanyak 45.180 ton, diikuti Australia 38.190 ton, Belgia 15.240 ton, dan negara lainnya sebanyak 31.850 ton.