Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Pertanian Ungkap Dampak Negatif RI Setop Impor Garam di 2025

Keputusan pemerintah setop impor garam konsumsi di 2025 dinilai dapat menjadi masalah besar.
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi garam /Dok. PT Garam
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi garam /Dok. PT Garam

Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan pemerintah menutup keran impor garam konsumsi di 2025 dinilai dapat menjadi masalah besar mengingat Indonesia masih akan dihantam oleh fenomena cuaca La Nina yang berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan di Tanah Air.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa, mengutip kajian US Department of Agriculture (USDA) pada Januari 2025, mengatakan bahwa produksi garam dipastikan menurun pada saat terjadi La Nina.

“Lalu pemerintah di sisi lain mencanangkan setop impor garam dan sudah kami sampaikan, itu akan menjadi problem besar, sudah barang tentu,” kata Andreas dalam Outlook Ekonomi Sektoral 2025 di Gedung Core Indonesia, Selasa (21/1/2025).

Dia khawatir keputusan ini mengulang peristiwa pada 2016 saat pemerintah secara tiba-tiba menghentikan impor jagung sebanyak 2,2 juta ton berbasis data yang amburadul. Kala itu, data pemerintah menyebut bahwa produksi jagung meningkat sebanyak 4 juta ton.

Akibat keputusan itu, Andreas menyebut pasokan jagung dalam negeri tidak mencukupi sehingga banyak industri pangan beralih menggunakan gandum yang harganya jauh lebih mahal.

Becermin dari kondisi tersebut, Andreas meminta pemerintah berhati-hati dalam mengambil sebuah kebijakan. “Garam sudah tentu kami akan terus menyuarakan itu bahwa hati-hati lah Pemerintah kalau mau memutuskan sesuatu. Jangan hanya berlandaskan semangat menggebu-gebu,” tegasnya.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan sebelumnya menyatakan pemerintah tidak akan melakukan importasi untuk sejumlah komoditas pangan.

Komoditas yang dimaksud yakni beras, garam, jagung untuk pakan ternak, dan gula. Langkah ini ditempuh sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan swasembada pangan yang ditargetkan dapat tercapai di 2027.

“Kami memutuskan tahun depan tidak impor beras, agar petani bisa tanam padi yang banyak serta harga di pasaran bagus,” kata Zulhas saat pelaksanaan rapat koordinasi pangan di Bandar Lampung seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/12/2024).

Selain beras, pemerintah juga berencana untuk setop impor garam, jagung pakan ternak, serta gula. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebut, rencana setop impor juga akan dilakukan secara bertahap terhadap komoditas lainnya.

“Jadi sudah ada empat komoditas yang tahun depan kita tidak impor, nanti berkala akan ada komoditas lain yang akan dioptimalkan produksinya di dalam negeri sehingga menguntungkan kita,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper