Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik mengumumkan neraca perdagangan barang Indonesia mencapai US$31,4 miliar selama 2024. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus selama lima tahun berturut-turut sejak 2021.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan angka surplus neraca perdagangan tersebut melemah atau lebih rendah dari surplus neraca perdagangan 2023 yang mencapai US$36,93 miliar.
"Surplus neraca perdagangan barang Indonesia, mencapai US$31,04 miliar atau lebih rendah sebesar US$5,84 miliar dibandingkan surplus 2023," ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Jakarta Pusat pada Rabu (15/1/2025).
Dia merincikan, neraca perdagangan non migas mengalami surplus sebesar US$51,44 miliar selama 2024. Angka tersebut lebih rendah US$5,53 miliar dibandingkan realisasi 2023.
"Surplus terbesar tahun 2024 ini disumbang komoditas bahan bakar mineral yang surplus US$35,27 miliar," lanjut Amalia.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas mencapai US$20,40 miliar.
Baca Juga
Jika dilihat menurut negara maka defisit neraca perdagangan non migas kumulatif terbesar sepanjang 2024 terjadi dengan China. Total, Indonesia tekor US$1,41 miliar dengan China selama tahun lalu.
"Surplus terbesar adalah dengan Amerika Serikat sepanjang tahun 2024 dan kedua terbesar adalah dengan India," ungkap Amalia.
Dengan Amerika Serikat, Indonesia untung hingga US$16,84 miliar. Sementara dengan India, Indonesia mencapai surplus US$15,39 miliar.