Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Perdagangan Desember 2024 Surplus US$2,24 Miliar, 56 Bulan Beruntun!

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus US$2,24 miliar pada Desember 2024, 56 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam penyampaian Berita Resmi Statistik Ekspor Impor di kantor Pusat BPS, Jakarta pada Kamis (15/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam penyampaian Berita Resmi Statistik Ekspor Impor di kantor Pusat BPS, Jakarta pada Kamis (15/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$2,24 miliar pada Desember 2024. Realisasi tersebut melanjutkan tren surplus neraca dagang Indonesia dalam 56 bulan terakhir.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan tren surplus tersebut sudah bertahanan sejak Mei 2020. Kendati demikian, realisasi tersebut turun dibandingkan November 2024

"Nilainya kira-kira turun US$2,1 miliar dibandingkan bulan lalu," ujar Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).

Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

Di samping itu, pada saat yang sama neraca perdagangan migas tercatat defisit sebesar US$1,6 miliar.

"Yang komoditas penyumbang utama defisitnya adalah hasil minyak dan minyak mentah," lanjut Amalia.

Sebelumnya, nilai tengah estimasi neraca dagang Desember 2024 dari konsensus ekonom Bloomberg surplus senilai US$3,8 miliar atau sekitar US$32,67 miliar sepanjang tahun.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual menjelaskan surplus pada Desember sejalan dengan proyeksi ekspor pada Desember masih akan tumbuh sebesar 7,6% (year on year/YoY) sementara impor tumbuh lebih tinggi mencapai 10,4%.

"Untuk Desember sendiri ada faktor musiman sehingga secara nominal ekspor dan impor cenderung tinggi, terutama untuk impor," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (14/1/2025).

Melihat secara historis, Indonesia mulai mencatatkan surplus pada masa awal pandemi Covid-19 atau Mei 2020 lalu yang mencapai US$2,09 miliar. Defisit neraca perdagangan terakhir terjadi pada April 2020, yaitu sebesar US$-0,37 miliar.

Bahkan melihat periode 2018 dan 2019, neraca dagang kerap mencatatkan defisit. Surplus tertinggi hanya terjadi pada Juni 2018 senilai US$1,67 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper