Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengusahaan Batam atau BP Batam tengah mempercepat proses relokasi terhadap warga terdampak pembangunan Rempang Eco City. Hal ini dilakukan agar proyek produsen kaca asal China, Xinyi Group, bisa segera direalisasikan pada 2025.
Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam Fesly Abadi Paranoan menyampaikan, pihaknya tengah mempersiapkan lahan yang akan digunakan Xinyi Group dengan merelokasi warga yang terdampak ke Kawasan Tanjung Banon.
“Terkait dengan target awal, yaitu investasi Xinyi, yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah sekarang bagaimana menyiapkan lahannya,” kata Fesly dalam media gathering: Batam Kota Baru Menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2024).
BP Batam mengungkap, setidaknya sebanyak 232 kepala keluarga (KK) hingga 4 Desember 2024 sudah bersedia pindah ke hunian sementara. Hingga saat ini, sebanyak 42 KK asal Rempang telah menempati rumah baru di Tanjung Banon, sedangkan 190 KK masih menunggu jadwal pemindahan yang dilakukan secara bertahap.
Pembangunan hunian baru bagi warga terdampak Rempang Eco City juga terus berproses. Fesly mengharapkan, setidaknya sudah ada 200 rumah yang siap hingga akhir 2024.
Untuk pelaksanaan pembangunan hunian baru bagi warga yang terdampak, BP Batam bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Dalam hal ini, Kementerian PU akan melakukan pematangan lahan hingga investasi dasar, sedangkan BP Batam akan membangun hunian.
Baca Juga
Selain rumah, pemerintah juga akan membangun fasilitas-fasilitas umum dan sosial seperti sekolah, kantor, pasar, hingga pengolahan sampah terpadu. Pihaknya juga akan membangun dermaga yang diperuntukkan bagi masyarakat nelayan di kawasan relokasi Tanjung Banon.
BP Batam juga akan menggelar program-program pemberdayaan masyarakat, melalui kerja sama dengan pemerintah.
Dalam catatan Bisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan komitmen investasi jumbo yang diguyurkan oleh Xinyi Group di Rempang Eco City terus berlanjut.
Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menyebut rencananya komitmen investasi Xinyi Group bakal direalisasikan pada awal 2025.
“Semuanya sedang berprogres dan relatif juga cepat selesai semuanya, mudah-mudahan ya di awal tahun depan kita bisa segera dorong untuk realisasi groundbreaking,” jelasnya saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Senin (2/12/2024).
Pasalnya, Susi menambahkan bahwa proyek Rempang Eco-City dilaporkan memiliki geliat potensi investasi jumbo mencapai Rp381 triliun. Berdasarkan catatan Bisnis, total nilai investasi yang akan disuntik oleh Xinyi Group senilai Rp174 triliun itu mencakup 10 proyek yang akan dibangun secara bertahap.
Sepuluh proyek tersebut yakni pembangunan kawasan industri terintegrasi, pembangunan pabrik pemrosesan pasir silika, proyek industri soda abu, industri kaca panel surya.
Kemudian, investasi proyek industri kaca float, industri silikon industrial grade, industri polisilikon, industri pemrosesan kristal, industri sel dan modul surya dan industri infrastruktur.
Adapun, total lahan Pulau Rempang yang akan dikembangkan dalam proyek investasi jumbo oleh Xinyi Group ini luasnya hanya 8.142 hektare (ha) dari total area seluas 17.600 ha.
Namun demikian, Susi menyebut saat ini pihaknya masih terus melakukan percepatan penyelesaian masalah pertanahan dan isu kemasyarakatan yang bergulir di Rempang Eco City.
“Ini kan masih pengurusan di luar urusan relokasi [masyarakat terdampak] sendiri, tapi masalah lahan, kemudian pengurusan perizinan dasar, semua izin mulai dari tata ruang lokasi hingga amdal semuanya,” pungkasnya.