Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scott Bessent Ditunjuk jadi Menkeu AS, Pasar Saham Menghijau

Para pelaku pasar menilai Bessent akan menyuntikkan lebih banyak stabilitas ke dalam ekonomi dan pasar keuangan AS.
Papan saham elektronik menampilkan Nikkei 225 Stock Average di salah satu perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 5 Agustus 2024./Bloomberg-Noriko Hayashi
Papan saham elektronik menampilkan Nikkei 225 Stock Average di salah satu perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 5 Agustus 2024./Bloomberg-Noriko Hayashi

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham dan obligasi pemerintah menguat pada perdagangan Senin (25/11/2024) seiring dengan respons positif pedagang atas pemilihan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS oleh Presiden terpilih Donald Trump.

Para pelaku pasar menilai Bessent akan menyuntikkan lebih banyak stabilitas ke dalam ekonomi dan pasar keuangan AS.

Berdasarkan data Bloomberg, sejumlah indeks saham di Asia terpantau naik pada perdagangan awal Senin. Indeks S&P/ASX 200 Australia tercatat naik 0,6%, sementara Indeks Topix Jepang dan Kospi Korea Selatan juga menguat masing-masing sebesar 0,9%. 

Selain itu, kontrak berjangka AS juga naik tipis. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun turun lima basis poin menjadi 4,35%.

Pergerakan tersebut mengindikasikan elemen-elemen "Trump trade" mulai mendingin setelah presiden yang baru menunjuk Bessent, yang menjalankan lembaga dana lindung nilai makro (macro hedge fund) Key Square Group, untuk mengawasi pasar utang pemerintah AS, pengumpulan pajak, dan sanksi ekonomi. 

Sementara itu, Bessent mengindikasikan dia akan mendukung rencana tarif dan pemotongan pajak Trump. Para investor memperkirakan dia akan memprioritaskan stabilitas ekonomi dan pasar daripada mencetak poin politik.

Nominasi Bessent dapat meredakan beberapa kekhawatiran atas dampak Trump terhadap ekonomi dan mata uang negara lain di seluruh dunia. 

"Dia membawa kesan hampir bertahap ke dalam pemerintahan, bukannya mengambil pendekatan big bang untuk membuat perubahan kebijakan besar," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management.

Dia melanjutkan, pasar mungkin merasa lega bahwa pilihan tersebut menandakan pemerintahan yang mengutamakan Amerika, tetapi bukan pemerintahan yang mengutamakan Amerika.

Sementara itu, dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya dengan krona Swedia dan dolar Australia memimpin kenaikan. Dolar AS telah menguat selama delapan minggu berturut-turut, karena para pedagang menilai kebijakan fiskal Trump termasuk tarif perdagangan yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Saham AS naik pada Jumat pekan lalu, dengan indeks S&P 500 naik 0,4% karena penerima manfaat dari peraturan yang lebih longgar dan sikap yang ramah bisnis dari pemerintahan yang baru naik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper