Bisnis.com, JAKARTA — Harga beras dan sigaret kretek mesin (SKM) alias rokok kretek tercatat menjadi kontributor utama inflasi tahunan (year on year/YoY) pada September 2024.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti melaporkan pada dasarnya inflasi tersebut terjadi sejalan dengan peningkatan terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,02 pada September 2023 menjadi 105,93 pada September 2024.
Tercatat inflasi tahunan utamanya didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 2,57% dan andil 0,73% terhadap inflasi umum.
"Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah beras dan sigaret kretek mesin, masing-masing andil 0,23% dan 0,13% [terhadap inflasi]," ungkapnya dalam konferensi pers, Selasa (1/10/2024).
Amalia menjelaskan komoditas lain yang memberikan andil inflasi adalah kopi bubuk, gula pasir, dan cabai rawit.
Sementara komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang menyumbang inflasi adalah emas perhiasan dan juga nasi dengan lauk yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,3% dan 0,04%.
Baca Juga
Menurut komponen secara tahunan, tekanan inflasi komponen inti secara tahunan meningkat, dari 2% pada September 2024 menjadi 2,09% pada September 2024.
Komoditas yang memberikan andil inflasi pada September 2024, adalah emas perhiasan, kopi bubuk, gula pasir, nasi dengan lauk, dan minyak goreng.
BPS mencatat adalah tekanan inflasi tahunan komponen harga diatur pemerintah atau administered price yang menurun, dari 1,99% pada periode yang sama tahun lalu, menjadi 1,4%. Utamanya, inflasi terdorong oleh komoditas SKM, sigaret kerek tangan (SKT), sigaret putih mesin (SPM), dan tarif angkutan udara.
Tekanan inflasi komponen bergejolak atau volatile food kompak mengalami penurunan dari 3,62% September 2023 menjadi 1,43%. Utamanya, beras, cabai rawit, dan bawang putih.